Contoh Soal Laporan Keuangan Konsolidasi Akuisisi Saham

Contoh Soal Laporan Keuangan Konsolidasi Akuisisi Saham

Konsolidasi atas Akuisisi Saham | Consolidating Stock Acquisition


Didalam proses akuisisi saham, perusahaan yang mengakuisisi hanya berurusan dengan shareholder atau para pemegang saham, dan tidak berurusan dengan perusahaan yang diakuisisi (investee).

Contoh Soal: Akuisi Saham | Stock Acquisition

Kita akan mmenggunakan contoh soal yang pertama , dipostingan yang sebelumnya, namun yang di beli bukan net asetnya tetapi adalah sahamnya, dan Rp 500.000 dibayarkan kepada share holder (pemegang saham). ini saya cantumkan kembali neraca sebelum terjadi akuisisi.


PT Astrea Balance Sheet
AssetsLiabilities and Equity
Cash800.000Current Liabilities150.000
Account Receivable300.000Bonds Payable500.000
Inventory100.000Common Stock100.000
Equipment150.000Retained Earnings600.000
Total1.350.000Total1.350.000
PT Nick Balance Sheet
AssetsLiabilities and Equity
Account Receivable200.000Current Liabilities100.000
Inventory100.000Common Stock200.000
Equipment300.000Retained Earnings300.000
Total600.000Total600.000


Atas akuisisi saham tersebut PT Astrea akan menjurnalnya sebagai berikut:

Investmen in Subsidiary 500000,-
Cash 500000,-

Dan kita perhatikan dalam penjurnalan ini tidak ada mencatat penambahan aktiva ataupun hutang (liabiliteis). melainkan hanya tercatat sebagai investasi, Mengapa?

Ini dikarenakan yang diakuisisi hanya saham saja, dimana saham yang senilai Rp 500.000,- merefleksikan atau mencerminkan dari nilai aktiva bersihnya juga. ini menunjukkan hak kontrol atau hak kendali didapatkan dengan cara membeli saham PT Nick

Kita memerlukan kertas kerja seperti dibawah ini untuk membuat neraca konsolidasi:

Trial Balance Elimination & Consolidated
Adjustment Balance
 Astrea PT Nick Dr Cr Sheed
Cash 300.000 - - - 300.000
Account Receivable 300.000 200.000 - - 500.000
Inventory 100.000 100.000 - - 200.000
Investment in PT Nick 500.000 - - 500.000 -
Equipment 150.000 300.000 - - 450.000
Goodwill - - - - -
- -
Current Liabilities -150.000 -100.000 - - -250.000
Bonds Payable -500.000 - - - -500.000
Common Stock PT Nick - -200.000 -200.000 - -
Retained Earning PT Nick - -300.000 -300.000 - -
Common Stock PT Astrea -100.000 - - - -100.000
Retained Earning PT Astrea -600.000 - - - -600.000
Total 500.000 500.000 -


Melihat kertas kerja laporan konsolidasi diatas. mungkin ada pertanyaan, mengapa ada perlakuan eliminasi?

Perlu untuk disadari, PT Nick telah menjadi subsidiary PT Astrea, Neraca konsolidasi diatas disusun oleh PT Astrea (Bukunya PT Astrea) untuk menyatukan laporan keuangan PT Nick dan PT Astrea yang mulanya terpisah, Apakah mungkin PT Astrea menanam investasi pada perusahaan dia sendiri? tentu saja tidak, maka dari itu perlu dilakukan eliminasi.

Pun dengan ekuitas pemegang saham perusahaan investee, perlu dilakukan eliminasi karena aset ataupun kewajibannya adalah milik perusahaan Astrea itu sendiri selaku perusahaan induk.

Jurnal Eliminasi nya adalah seperti dibawah ini:

Common Stock PT Nick 200.000
Retained Earning PT Nick 300.000
Investmen in PT Nick 500.000

Saya pikir untuk basic Laporan keuangan konsolidasi sudah cukup. bagaimana apabila nilai buku perusahaan investee tidak sama dengan harga pasarnya? bagaimana apabila proses akuisisi dilakukan dengan cara mengeluarkan bond, saham dan ada extraordinary items? bagaimana apabila hak kempilikan kurang dari 100%? laporan konsolidasi setelah terjadi akuisisi? dan banyak pertanyaan selanjutnya yang lebih kompleks, jika ada waktu saya ingin memberi contoh soalnya juga, namun harap bersabar, karena kesibukan di dunia nyata, tak mungkin saya posting secepat kilat.  hehe
terima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat.


Contoh Soal Laporan Keuangan Konsolidasi Net Aset

Contoh Soal Laporan Keuangan Konsolidasi Net Aset
Bagaimana Cara membuat Laporan Keuangan Konsolidasi?
setalah kita selesai bicara tentang teori basic sederhannya, serta tetek bengek pengertian mengenai laporan keuangan konsolidasi atau penggabungan usaha. ok, kita langsung saja ke contoh soal Laporan Konsolidasi

Contoh Soal Laporan Keuangan Konsolidasi


Contoh soal: pengambilalihan aset bersih

PT Astrea (A) mengambil-alih Aset Bersih (net assets) PT Nick (N) dengan kas sebesar Rp 500.000. dengan asumsi nilai buku aset sama dengan harga pasar (Fair-Market Value). Neraca ke-2 perusahaan sebelum terjadi proses akuisisi terlihat seperti ini:

PT Astrea Balance Sheet
Assets Liabilities and Equity
Cash 800.000 Current Liabilities 150.000
Account Receivable 300.000 Bonds Payable 500.000
Inventory 100.000 Common Stock 100.000
Equipment 150.000 Retained Earnings 600.000
Total 1.350.000 Total 1.350.000
PT Nick Balance Sheet
Assets Liabilities and Equity
Account Receivable 200.000 Current Liabilities 100.000
Inventory 100.000 Common Stock 200.000
Equipment 300.000 Retained Earnings 300.000
Total 600.000 Total 600.000


Dengan terjadinya akuisisi ini, PT Astrea (Parent Company) menjurnal:

Account Receivable 200.000
Inventory 100.000
Equipment 300.000
Current Liabilities 100.000
Cash 500.000


Karena nilai buku sama dengan nilai wajarnya, maka tak perlu dilakukan revaluasi juga tidak akan muncul goodwill yang harus di akui

Sehingga, Neraca setelah adanya konsolidasi PT Astrea (perusahaan induk) dan PT Nick menjadi nampak seperti:

PT Astrea Balance Sheet
Assets Liabilities and Equity
Cash 300.000 Current Liabilitis 250.000
Account Receivabl 500.000 Bonds Payable 500.000
Inventory 200.000 Common Stock 100.000
Equipment 450.000 Retained Earning 600.000
Total 1.450.000 Total 1.450.000


Apakah laporan konsolidasi sesederhana itu ?

iya, ini hanya basic saja untuk memudahkan pemahaman, tentu lebih banyak detail dan lebih kompleks lagi pada realisasinya.. jika sempat nanti saya posting lagi

berikutnya adalah postingan mengenai contoh akuisisi saham, namun akan saya posting di lain kesempatan. terima kasih


Laporan Keuangan Konsolidasi | Part 1

Laporan Keuangan Konsolidasi | Part 1
Laporan Keuangan Konsolidasi

Pernah dengar? mungkin bagi mahasiswa akuntansi yang kuliah masih semester awal hingga pertengahan belum begitu familiar dengan Laporan Keuangan Konsolidasi. materi ini diberikan biasanya pada akuntansi lanjutan akhir, saat sudah memasuki semester semester akhir. materi laporan keuangan konsolidasi ini buat saya cukup membuat kepala pening.
Apa yang dimaksud Laporan Keuangan Konsolidasi itu? apa saja pendekatan atau metode yang dipakai? prosedurnya bagaimana? 
Ok, tapi kali ini saya hanya ingin menuliskan tentang gambaran umumnya saja tentang laporan konsolidasi.

Apa itu Laporan Konsolidasi perusahaan? pengertian laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi posisi keuangan serta hasil operasi suatu perusahaan induk (perushaaan pengendali) dan satu atau beberapa anak perusahaan (perusahaan yang dikendalikan) dan seolah kedua entitas terpisah tersebut merupakan satu perusahaan.

Jadi bisa kita lihat, bahwa Laporan Keuangan Konsolidasi dibutuhkan jika salah satu dari perusahaan yang bergabung mempunyai kendali atas perusahaan yang lain. jika tidak memiliki kontrol, saya pikir tidak diperlukan Laporan Keuangan Konsolidasi. jika tidak memiliki kontrol atau kendali yang lebih, maka merEka adalah sebuah entitas yang mandiri dan masing masing dari mereka akan menbuat laporan keuangan sendiri2 dan tidak akan mungkin/tidak bisa digabungkan, ditambahkan atau pun sejenisnya. dan oh ya sedikit catatan, bentuk konkrit dari hak kendali atau hak kontrol yang lebih adlah adanya kepemilikn saham secara mayoritas dibanding perushaan yang lainya.

Selanjutnya, tujuannya untuk apa Laporan Keuangan Konsolidasi?
Laporan konsolidasi bertujuan agar bisa memberikan suatu gambaran yang objektif dan kesesuaian dengan posisi keseluruhan serta aktivitas suatu perusahaan yang terdiri dari sejumlah entitas yang saling berhubungan (hubungan istimewa). Laporan keuangan konsolidasi diharapkan tidak menyesatkan pihak yang memliki kepentingan. laporan konsolidasi wajib apabila satu entitas memiliki saham mayoritas yang beredar dari entitas lain.

Dan berikut beberapa manfaat dari Laporan Konsolidasi Keuangan
  • Memberikan informasi kekinian bagi manajemen perusahaan induk mengenai aktivitas gabungan dari perusahaan konsolidasi.
  • Mendapatkan gambaran mengenai total sumber daya entitas hasil gabungan dibawah kontrol perusahaan induk kepada investor (pemegang saham) dan kreditor atau penyedia sumber dana yang lain
Namun, selain manfaat diatas, ada dampak yang tidak baik dalam laporan keuangan konsolidasi, berikut diataranya:
  • Laporan konsolidasi bisa menyembunyikan/mengaburkan entitas individu yang kinerjanya tidak bagus dengan entitas lain yang berkinerja bagus
  • Saldo laba di tahan konslidasi tidak semuanya tersedia untuk deviden perusahaan induk, begitupu dengan aset/aktiva
  • Rasio keuangan yang berdasar pada laporan konsolidasi tidak merefleksikan/mencerminkan kondisi perusahaan yang membentuk konsolidsi ataupun induk perusahaan.
  • Tidak semua akun dapat dibandingkan seluruhnya, contohnya akun piutang
  • Terlalu banyak tambahan informasi yang di butuhkan untuk menghasilkan penyajian laporan yang wajar

Seccara umum, proses serta prosedur pembuatan laporan konsolidasi perusahaan seperti ini:

Laporan keuangan yang terpisah (dari dua atau lebih perusahaan) digabungkan bersama sama, setelah dilakukan penyesuaian serta eliminasi untuk menghasilkan laporan konsolidasi perusahaan. proses penyesuaian dan proses eliminasi tsb. terkait dengan aktivitas transaksi dan kepemilikan antar persahaan. Dan yang nantinya menjadi masalah adalah jika kepemilikan induk perusahaan terhadap anak perusahaan tidak mencapai 100% kepemilikan atau kurang dari 100%

Materi Laporan Keuangan konsolidasi ini memang agak susah jika dijelaskan, untuk mempermudah pemahaman yang komplit dan utuh tentang prosedur serta cara menyusun laporan keuangan konsolidasi perusahaan. saya akan posting pada postingan berikutnya. ow, iya saya sudah memposting tentang Merger dan akuisisi pada artikel terdahulu, silahkan dibaca untuk mempermudah memahami atau yang terlewat. semoga artikel ini sedikit memudahkan untuk memahami dasar dasar laporan keuangan konsolidasi, terima kasih


Perbedaan Pengeluaran Modal vs Pengeluaran Pendapatan

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat memposting atau membuat artikel tentang pengeluaran aktiva (expenditure). disana sempat bertanya istilah "dibebankan atau dikapitalisasi?" ternyata beberapa pembaca bingung, maksudnya bagaimana... ok, ini ada berhubungan dan sedikit menjelaskan.

Pengeluaran Pendapatan
Pengeluaran Modal Pengeluaran Pendapatan

Capital Expenditure | Pengeluaran Modal


Pengeluaran modal atau yang juga dikenal dengan istilah capex (capital expenditure) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap, menambah kapasitas output aktiva tetap, menambah tingkat ke-efisiensi-an aktiva tetap, juga memperpanjang umur ekonomis suatu aktiva tetap (manfaat ekonomisnya lebih dari satu tahun buku). jika kita lihat dari tingkat material, biasanya biaya biaya ini dikeluarkan dalam nominal yang cukup material. dan tingkat keseringan pengeluaran modal ini jarang terjadi.

Contohnya adalah biaya yang dikeluarkan dalam pembelian aktiva tetap, biaya biaya yang dikeluarkan dalam pembelian salah satu atau lebih komponen aktiva tetap, ataupun biaya penggantian komponen komponen aktiva yang perlu diganti dengan maksud agar mendapatkan manfaat ekonomis dimasa yang akan datang akan pengeluaran tersebut, meningkatkan kapasitas produksi maupun tingkat efisiensi serta juga bisa memperpanjang umur ekonomis atau masa manfaat atas aset tetap.
Semisal, pembelian mesin produksi, pembelian komponen mesin produksi, mengupgrade kapasitas mesin produksi, yang rata rata jumlah yang dikeluarkan untuk itu sangat material.

Jadi, pengeluaran modal merupakan pengeluaran yang tidak dibabankan pada saat periode pengeluaran itu terjadi melainkan di Kapitalisasi sebagai aset tetap dalam Neraca. karena pengeluaran pengeluaran ini diharap memberikan suatu manfaat untuk perusahaan di masa yang akan datang. kemudian, secara periodik, Aset Tetap ini dialokasikan sebagai beban penyusutan pada periode mendatang.

Revenue Expenditure | Pengeluaran Pendapatan


Pengertian revenue expenditure atau pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran/biaya biaya yang hanya memberikan manfaat ekonomis pada saat periode berjalan terjadinya pengeluaran. pengeluaran ini tidak dikapitalisasi sebagai aset tetap pada neraca tetapi langsung dibebankan pada laporan laba/rugi periode berjalan.  dilihat dari nilai materialitasnya, pengeluaran pendapatan ini cenderung kecil nilainya, alias tidak material bagi perusahaan. manfaat ekonomisnya tidak lebih dari satu tahun buku. tingkat, pengeluaran ini biasanya juga sering terjadi dalam operasional perushaan dan berulang ulang.

Contohnya seperti pengeluaran pemeliharaan mesin, pembersihan mesin, melumasi mesin agar bisa beroperasi seperti biasanya, pengeluaran pengeluaran seperti ini biasanya tidak membuat umur ekonomis mesin bertambah, juga tidak bisa meningkatkan kapasitas produksi mesin maupun tingkat efisiensinya dan nominal yang dikeluarkan cenderung tidak material dibanding perolehan mesin itu sendiri. pengeluaran seperti ini berulang terjadi dan pencatatannya langsung dibebankan pada periode tersebut.

Namun, jika seandainya ada salah satu komponen mesin yang rusak, misal ada beberapa kabel yang harus diganti atau plank yang harus di las dan kerusakannya tidak sampai membuat turun mesin, nilainya tidak material, maka pengeluaran ini dicatat sebagai beban perbaikan. tidak dikapitalisasi.

Ok, sekian mengenai perbedaan pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan, untuk lebih mengerti lagi silahkan baca postingan saya sebelumnya tentang Pengeluaran Aktiva Tetap.


Merger - Akuisisi | Bentuk Bentuk Penggabungan Usaha

Merger - Akuisisi | Bentuk Bentuk Penggabungan Usaha

Bentuk Bentuk Penggabungan Usaha


Setelah beberapa waktu yang lalu saya posting tentang alasan mengapa perusahaan melakukan penggabungan usaha, kali ini saya akan memposting mengenai bentuk bentuk penggabungan usaha itu sendiri, apa saja macan dan bagaimana caranya? suatu pengambil alihan suatu entitas lain, ada dua cara yang bisa ditempuh. cara yang pertama Net Asset Acquisition atau pengambil alihan aset bersih dan cara yang kedua adalah Share Acquisition atau pengambil alihan saham. 

Pengambil-alihan Aset Bersih | Net Asset Acquisition


Apabila yang di ambil alih adalah aset bersihnya, maka penggabungan usaha yang terjadi adalah "Merger" atau juga bisa "Consolidation" (konsolidasi). Aset dan Hutang dari perusahaan yang di akuisisi dipindahkan ke perusahaan yang mengambil alih atau yang mengakuisisi dan perusahaan yang diambilalih kemudian dibubarkan atau dilikuidasikan. merger menyebabkan operasi dari perusahaan yang dulunya adalah entitas yang terpisah sekarang akan berada dalam satu kesatuan entitas atau satu atap perusahaan.

apa beda antara merger dan konsolidasi?
baiklah.. Lihat ini 
Perusahaan ABC mengakuisisi perusahaan BCD = Perusahaan ABCPerusahaan ABC mengakuisisi perusahaan BCD = Perusahaan EFG
Itu adalah perbedaan Merger dan Konsolidasi, yang mana yang merger dan yang mana yang konsolidasi? ok

Merger. Apabila setelah terjadi pengambilalihan terjadi, perusahaan yang di ambil alih atau perusahaan investee dilikuidasi atau dibubarkan dan perusahaan hasil penggabunan tersebut memakai nama nama perusahaan yang mengakuisisi, maka penggabungan seperti ini dinamakan MERGER, Misalnya:
Perusahaan ABC mengakuisisi perusahaan BCD = Perusahaan ABC
Konsolidasi, Jika Setelah terjadinya Penggabungan usaha dan kemudaian kedua perusahaan yang menggabungkan diri kesemuanya dibubarkan atau dilikuidasi dan muncul perusahaan baru hasil penggabungan usaha tersebut dengan nama entitas usaha baru sebagai hasil peleburan kedua perusahaan untuk melanjutkan kegiatan ekonominya. maka penggabungan ini dinamakan KONSOLIDASI, Misalnya:
Misalnya: Perusahaan ABC mengakuisisi perusahaan BCD = Perusahaan EFG

Pengambil-Alihan Saham | Share Acquisition


Didalam Pengambil-alihan dengan saham ini, penggabungan dilakukan dengan membeli mayoritas saham perusahaan yang diambil alih atau perusahaan investee. tidak dilakukan dengan mengambil alih aset bersih.

Kemudian apabila perusahaan investee dilikuidasi atau dibubarkan, maka bentuk penggabungan ini dinamakan Merger, juga bisa jadi consolidasi seperti yang berlaku pada Pengambil-alihan Aset Bersih diatas.

Tetapi jika perusahaan investee tidak dilikuidasi dan masih sama sama beroperasi, artinya penggabungan usaha ini dcatat sbagai Share Acquisition. kemudian perusahaan yang meng akuisisi akan disebut sebagai Perusahaan Induk, dan perusahaan investee yang diakuisisi kemudian disebut sebagai Anak Perusahaan.
Perusahaan yang mengakuisisi perusahaan investee memperlakukan kepemilikannya di perusahaan investee sebagai bentuk investasi karena tidak adanya perusahaan yang dibubarkan atas penggabungan tersebut. Untuk memperoleh kendali, dalam Share acquisition ini, perusahaan yang mengakuisisi tidak perlu membeli atau mengakuisisi semua saham milik perusahaan investee yang diakuisisi, cuku menguasai saham amyoritas saja sudah cukup. jadi nanti hubungan yang timbul atas akuisisi saham ini adalah hubungan induk perusahaan dengan anak perusahaan.

OK, Perlakuan Akuntansinya? bagaimana pencatatannya? bagaimana metode pelaporan aktivitas penggabungan usaha? juga contoh kasusnya...

karena sudah larut malam saat saya tulis ini, maka akan saya tulis di lain kesempatan. mohon maaf ya, semoga saja tulisan tentang bentuk bentuk penggabungan usaha ini ada manfaatnya, jika dirasa bagus, feel free to share :)

Pengertian Serta Alasan Merger dan Akuisisi Perusahaan

Penggabungan Usaha 


Merger dan Akuisisi - Pengertian penggabungan usaha adalah aktivitas ekspansi usaha atau perluasan usaya yang dilakukan suatu perusahaan dengan satu atau beberapa perusahaan kedalam satu entitas ekonomi (perusahaan) guna memperluas usaha. penggabungan usaha merupakan salah satu dari beberapa strategi dari aktivitas perluasan usaha yang banyak dilakukan, jamak terjadi dimanapun. dalam penggabungan usaha. ada dua pilihan yang bisa dipilih caranya. yaitu MERGER dan AKUISISI (acquisition).
merger dan akuisisi
Merger dan Akuisisi
Seorang akuntan, mau tidak mau harus memahami prosedur aktivitas penggabungan usaha, juga harus bisa melakukan administrasi atas kejadian seperti ini. ini sebabnya memahami Merger dan Akuisisi perusahaan merupakan hal yang penting diketahui oleh seorang yang bekerja sebagai accounting dan keuangan.

Penyebab suatu perusahaan melakukan penggabungan usaha ada banyak kemungkinannya. ada beberapa hal yang sering menjadi penyebabnya, antara lain:

  • Diversifikasi Usaha

Diversifikasi Usaha atau business diversification adalah salah satu strategi perusahaan untuk menguasai berbagai bidang usaha yang berbeda. ini akan membuka peluang untuk memperoleh gain yang lebih dari usaha lain. juga meminimalkan resiko, jika usaha yang satu tak sesuai ekspektasi, ada kemungkinan usaha yang lain lagi mendongkrak kondisi perusahaan.

  • Investasi

Perusahaan melakukan investasi dengan membeli perusahaan yang profitable dan kemungkinan akan menambah pundi pundi perusahaan di masa yang akan datang. perusahaan memilih penggabungan usaha untuk berharap bahwa akan mendapat banyak keuntungan dimasa yang akan datang.

  • Peningkatan Skala Perusahaan

Peningkatan skala perusahaan adalah salah satu alasan lain mengapa dilakukan penggabungan usaha, terjadinya penggabungan usaha, maka sudah barang tentu aset perusahaan akan bertambah, network dan jangkauan pasar juga akan semakin luas dari sebelumnya, dan ujung ujungnya mengalami peningkatan omset dari perusahaan

  • Mengurangi Resiko

Di dunia ini, tak ada satupun usaha yang tanpa resiko, sudah berlaku umum rumus high risk high return. resiko tidak bisa dihilangkan dalam dunia bisnis, tapi resiko paling tidak masih bisa di Manage. salah satu cara memanage resiko, atau memperkecil resiko adalah dengan melakukan diversifikasi usaha. diversifikasi usaha dengan penggabungan usaha di luar main bisnisnya adalah salah satu cara mengurangi resiko.

  • Mengontrol Kendali atas Persaingan atau perusahaan lain

Mungkin, dari sekian alasan diatas tadi, mungkin inilah alasan yang paling sering melatarbelakangi suatu perusahaan melakukan penggabungan usaha. beberapa kemungkinan yang menjadi alasan perusahaan ingin mengontrol kendali atas perusahaan lainnya.
1. Penetrasi pasar
    Perusahaan perusahaan besar yang terkadang sulit untuk memasuki suatu area pasar tertentu yang menjadi targetnya biasanya melakukan penggabungan usaha ini, misalnya Philiph Moris, perusahaan rokok asal Amerika ingin memasuki pasar rokok di indonesia, ssedangkan pasar rokok sudah memiliki budaya dan tradisi tersendiri, sehingga sulit bagi brand baru untuk masuk secara masiv di pasar indonesia, Philiph moris akhirnya mengakuisis HM Sampoerna yang menjadi pemain utama di pasar rokok tanah air. dengan penggabungan usaha ini. Philip moris akhirnya bisa menjadi pemain utama di pasar rokok Indonesia juga Asia Tenggara
    2. Keberlangsungan Supplay Bahan Baku
      Biasanya, perusahaan besar yang susah mendapatkan supplay raw material atau bahan baku yang sektor bisnis ini dikuasai oleh perusahaan lain, akan melakukan penggabungan usaha dengan perusahaan dengan perusahaan penyedia raw material tersebut, bisa dengan membeli perusahaannya. agar suplay bahan baku yang dibutuhkan perusahaan itu terus bisa dikontrol dan terus mendapat suplay yang pasti akan kebutuhan bahan baku..
      3. Mengurangi Kompetitor
        Menguasai atau membeli perusahaan saingan adalah termasuk strategi yang banyak dilakukan untuk memenangi persaingan. Contoh perusahaan yang mengakuisisi perusahaan pesaingnya sudah seringkali terjadi. Anda tentu bisa mencarinya di Google. . Contohnya, indofood yang pada tahun 2013 lalu mengakuisisi perusahaan bernama PT Indofood Mitra Bahari Makmur yang bermain di lini bisnis yang sama. juga mengakuisis PT Tirta Bahagia yang bergerak pada industri Air minum kemasan.
        Demikianlah mengenai alasan alasan perusahaan melakukan penggabungan usaha, selanjutnya saya bahasan dilanjut dengan bentuk bentuk penggabungan usaha serta perlakuan akuntansinya. tapi nanti, sabar dulu, nanti saya akan posting di artikel lain karena keterbatasan waktu saya. :)


        Pengeluaran Aktiva Tetap (Expenditure) | Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap

        Pengeluaran Aktiva Tetap | Expenditure


        Dalam perlakuan akuntansi atas aset tetap, ada fase penggunaan aktiva tetap (utilization) setelah fase perolehan aset tetap. Pada fase penggunaan aktiva tetap ini, aktiva tetap diharapkan menghasilkan output dan memberikan hasil kembali atas biaya biaya yang pernah dikeluarkan pada saat masa perolehannya. Ya, sudah seharusnya aktiva tetap yang dibeli mulai menghasilkan sesuatu untuk perusahaan.
        ekspenditure aktiva tetap
        Pengeluaran Aktiva Ekspenditure
        Tapi, Setiap output yang dihasilkan oleh aktiva tetap, tentunya memerlukan pengorbanan yang dalam akuntansi biasa disebut sebagai beban/biaya (expenses) ataupun cost (harga pokok). untuk berproduksi guna menghasilkan output yang diharapkan, aktiva tetap harus dijalankan atau dipekerjakan dengan maksimal. atas aktivitas yang dilakukan pada suatu aset tetap saat dijalankan, ada dua kemungkinan yang akan timbul.
        • Adanya pengeluaran (expenditure) untuk perbaikan maupun untuk pemeliharaan aset tetap (maintenance)
        • Adanya penurunan fungsi, juga berkurangnya umur ekonomis aktiva tetap yang dioperasikan, dalam akuntansi bisa kita kenal sebagai penyusutan ( depreciation )
        Pada artikel kali ini, saya akan menuliskan tentang yang pertama, yaitu pengeluaran aktiva tetap (ekspenditure), karena untuk penyusutan aset tetap, sudah saya tulis sebelumnya, silahkan baca: Penyusutan

        Perlakuan Akuntansi Pengeluaran Aktiva Tetap | Expenditure


        Tadi sudah saya jelaskan, akibat dari penggunaan aktiva tetap adalah adanya beberapa pengeluaran pengeluaran yang dilakukan. nah pertanyaannya.. apakah pengeluaran pengeluaran atas penggunaan aktiva tersebut 
        Dibebankan atau Dikapitalisasi ?
        Mari kita lihat. Ada beberapa kegiatan atau aktivitas yang biasa terjadi pada saat aktiva tetap digunakan.

        Pemeliharaan | Maintenance


        Pemeliharaan atau Maintenance aktiva tetap suatu tindakan yang bertujuan hanya untuk membikin aset tetap berfungsi normal seperti biasanya dan segala bentuk pengeluaran sebaiknya dijadikan biaya atau di BEBAN kan diperiode pada saat biaya maintenance di keluarkan.

        Apakah boleh dikapitalisasi ? Ok, yang ini nanti saja :)

        Contoh Kasus Biaya Maintenance:
        Untuk memberikan Oli pada mesin produksinya seperti biasanya, PT ABC mengeluarkan uang sebesar Rp 400.000 serta membersihkan mesinnya
        Transaksi tersebut sangat jelas, bahwa PT ABC mengeluarkan cash untuk menjaga agar mesin produksinya bisa berfungsi sebagaimana mestinya, dan pengeluaran ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

        Debit | Office Maintenance 400.000
        Kredit | Cash 400.000


        Perbaikan Aktiva Tetap | Repair



        Perbaikan (repair) merupakan aktivitas atau tindakan atas aktiva tetap dimana aktivitas ini lebih besar daripada aktivitas pemeliharaan (maintenance). jika aktiva tetap tersebut dapat berfungsi secara maksimal apabila dilakukan tindakan perbaikan (repair) terlebih dahulu diamana ada bagian atau komponen pada aktiva tetap tersebut menurun fungsinya tetapi masih belum diperlukan pergantian menyeluruh atas aktiva tetap tersebut.

        Contoh Kasus :

        Dari kasus PT ABC diatas, saat teknisi mulai akan memasukkan atau mengganti Oli akan tetapi diketahui komponen saluran Oli mesinnya diketahui bocor terkena korosi sehingga oli mesin tak bisa bekerja semestinya. untuk itu PT ABC harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengelas bagian mesin tersebut sebesar  Rp 600.000,-

        Dari contoh kasus di atas, kita dapat melihat bahwa tindakan ini bukan hanya sekedar aktivitas melakukan pemeliharaan (maintenance) melainkan sudah terjadi aktivitas perbaikan (repairs) pada aktiva tetap mesin yang dimiliki PT ABC. maka, PT ABC harus melakukan pencatatan sebagai berikut :

        Debit | Akumulasi Penyusutan Mesin 600.000
        Debit | Office Maintenance 400.000
        Kredit | Cash 400.000

        Apakah boleh dikapitalisasi semua ? tunggu dulu :)

        Pergantian Komponen Aset 


        Penggantian komponen aktiva tetap, sudah jelas maksudnya, aktivitas penggantian satu atau beberapa komponen dari aset tetap

        Contoh Kasus Penggantian Komponen

        Ditemukan bahwa wiper kaca mobil rusak dan ban mobil operasional pecah, wiper tidak bisa dipakai lagi sedangkan spionnya pecah. maka PT ABC perlu melakukan penggantian terhadap komponen yang sudah tidak berfungsi tersebut secara terpisah. dari nota pembelian. tertera harga ban Rp 1.475.000,- dan harga wiper kaca mobil adalah 70.000,- 

        Atas transaksi tersebut, dilakukan pencatatan sebagai berikut :

        Debit | Maintenance 70.000
        Debit | Akumulasi Penyusutan Mobil 1.475.000
        Kredit | Cash 1.545.000

        Mengapa tidak dikapitalisasi semua ? Mengapa hanya ban mobil yang dikapitalisasi? ok, nanti dulu :)

        Pengangkatan Kapasitas 


        Perusahaan yang sedang bertumbuh dan berkembang, biasanya jumlah produksinya juga meningkat. akibatnya, perusahaan mau tak mau melakukan pengingkatan kapasitas (upgrade) terhadap aset tetap yang digunakan, apakah itu gudang, mesin, tanah atau apapun itu sumber daya yang menghasilkan terhadap pertumbuhan perusahaan. jika terjadi upgrading terhadap aktiva tetap, hal ini akan menimbulkan pengeluaran pengeluaran yang cukup bernilai material bagi perusahaan.

        Contoh Kasus Peningkatan Kapasitas (Up-grading)

        PT Bianglala, yang bergerak dalam usaha pakan ternak, akhir akhir ini mengalami permintaan pesanan, omzet terus bertambah, untuk itu PT Bianglala memutuskan untuk menambah kapasitas mesin Boiler yang dimiliki saat ini. pemanas boiler ini menggunakan bahan bakar kayu dan ingin di ubah menjadi bahan bakar batu bara agar kinerja boiler meningkat. dalam peningkatan kapasitas tersebut. PT Bianglala mengeluarkan kas dengan rincian sebagai berikut :

        Pembelian Besi 17.000.000
        Biaya Pasang Teknisi 7.000.000
        Penadah Batu Bara 6.000.000
        Biaya Lain Lain 2.000.000

        Transaksi tersebut dicatat :

        Debit | Mesin 32.000.000
        Kredit | Cash 32.000.000

        Turun Mesin | Overhaul


        Turun mesin (overhaul) akan dialami oleh aset tetap tipe mesin atau aktivitasnya menggunakan mesin. Contohnya: Mobil, Mesin produksi, mobil atau kendaraan lainnya dan peralatan yang berhubungan dengan produksi. aktiva mengalami turun mesin jika untuk bisa membuat suatu aset berfungsi dengan baik diperlukan pembongkaran hampir menyeluruh pada komponen utama dari aktiva tetap tersebut, lalu dilakukan pemasangan kembali. Pada saat aktiva dalam proses turun mesin, terjadi juga proses pergantian komponen, pemeliharaan, juga perbaikan pada aset mesin tersebut. Aktivitas over haul biasanyanya terjadi saat mesin menurun outputnya secara signfikan karena penggunaan yang sering.

        Tindakan over haul akan memperpanjang umur keekonomian mesin tersebut. Maka pengeluaran yang timbul sebaiknya dikapitalisasi dengan mendebit rekening akumulasi penyusutan sebesar pengeluaran turun mesin tersebut.

        Contoh Kasus Turun Mesin

        PT ABC Melakukan Turun Mesin pada salah satu mesin produksinya. Mesin yang di beli 9 tahun lalu diperoleh dengan harga Rp 50.000.000. saat itu, mesin tersebut diestimasi memiliki life time selama 10 tahun dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. setelah dilakukan turun mesin tersebut, mesin tersebut diperkirakan akan mampu produktif hingga 5 tahun kedepan. perusahaan menghabiskan dana hingga Rp. 8.000.000 untuk turun mesin tersebut

        Maka dilakukan pencatatan sebagai berikut :

        Debit | Akumulasi Penyusutan 8.000.000
        Kredit | Cash 8.000.000

        Catatan : Jurnal diatas untuk mengkapitalisasi pengeluaran atas turun mesin sebesar Rp 8.000.000

        Masalah berikutnya :
        • Berapa akumulasi penyusutan setelah turun mesin?
        • Berapa besarnya Nilai Buku mesin setelah turun mesin?
        • Berapa biaya penyusutan yang akan dibebankan pada tahun ke 9 ?
        • Berapa Nilau Buku Tutup Tahun ke 9 nanti ?
        Maka perlu kita lakukan perhitungan awal sebagai berikut :

        Selanjutnya perhitungan dibawah ini

        Sebelum Turun Mesin
        Harga Perolehan 50.000.000
        Umur Ekonomis 10 Tahun
        Biaya Penyusutan Per Tahun 5.000.000
        Akumulasi Penyusutan Tahun ke 9 45.000.000
        Nilai Tutup Buku Tahun ke 9 5.000.000

        Setelah Turun Mesin
        Akumulasi Penyusutan  37.000.000
        Nilai Buku 13.000.000
        Tambahan Umur Ekonomis 5
        Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000
        Akumulasi Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000
        Nilai Tutup Buku Tahun ke 10 10.400.000

        Keterangan
        Akumulasi Penyusutan 45.000.000 - 8.000.000
        Nilai Buku 50.000.000 - 37.000.000
        Penyusutan Tahun ke 10 13.000.000 : 5
        Akumulasi Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000 x 1
        Nilai Tutup Buku Tahun ke 10 13.000.000 - 2.600.000


        Dari sana kita lihat

        Setelah pengeluaran atas turun mesin di kapitalisasi sebesar Rp 8,000,000 dengan cara mendebit rekening Akumulasi penyusutan sebesar Rp 8,000,000,  maka Akumulasi Penyusutan berkurang sebesar Rp 8,000,000, sehingga Akumulasi Penyusutan setelah turun mesin adalah 

        Rp 45.000.000 - Rp 8.000.000 =  Rp 37.000.000

        Nilai Buku menjadi Rp 50.000.000 - 37.000.000 = Rp 13.000.000

        Penyusutan yang dibebankan pada tahun ke-10 adalah sebesar Rp 13.000.000 : 5 Tahun = 2.600.000
        5 Tahun adalah umur ekonomis setelah turun mesin, selama 5 tahun ke depan mesin tersebut dapat beroperasi

        Nilai Buku tutup tahun ke-8 ini pun menjadi bisa kita hitung, yaitu : Rp 13.000.000 – Rp 2.600.000 = 10.400.000

        Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan


        Diatas tadi pada contoh kasus, beli ban dikapitalisasi, sedangkan beli wiper mobil kok tidak.. wiper mobil harganya cuma 70 ribu.. mau dikapitalisasi kok nilainya kecil amat, tak mempengaruhi nilai laba secara signifikan jika langsung dibebankan.

        Ok, berikut ini yang perlu diperhatikan, apakah pengeluaran aktiva tetap (expenditure) itu sebaiknya dikapitalisasi atau di bebankan pada periode tersebut

        Tingkat Keseringan
        Jika jenis pengeluaran tersebut sering terjadi dan sifatnya rutin, sebaiknya pengeluaran tersebut dijadikan biaya saja pada saat periode terjadinya pengeluaran atas aktiva tersebut.
        Materialitas
        Apabila suatu pengeluaran dirasa cukup material, hendaknya pengeluaran tersebut dikapitalisasi, sedangkan bila tidak, berarti di bebankan, caranya mengetahui material tidanya dengan membandingkan pengeluaran yang terjadi dengan harga perolehan aset tetapnya. tingkat materialitas dari toko bangunan tentu berbeda dengan perusahaan tambang. 5 juta mungkin nilai yang material bagi toko bangunan. tapi bisa jadi recehan bagi perusahaan tambang.
        Lama Manfaat
        Jika pengeluaran terhadap aktiva tetap tersebut diprediksi memberikan manfaat yang lama atau lebih dari satu tahun buku, maka sebaiknya pengeluaran atas aktiva tersebut hendaknya di kapitalisasi, dan jika kurang dari satu buku, hendaknya tidak. tapi sangkut pautkan juga dengan materialitasnya.
        Pengaruhnya terhadap Lama Manfaat atau Kapasitas Aktiva Tetap
        Apabila pengeluaran atas aktiva tetap tersebut di perkirakan memperpanjang umur atau meningkatkan kapasitas aktiva, hendaknya di kapitalisasi. Pun demikian sebaliknya.

        Bagaimana ? Sudah Ada Gambaran ? Semoga artikel ini bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi yang membacanya  :)
        Jika dirasa artikel ini bagus dan berguna.. silahkan untuk di share :)


        Akuntansi Peralatan Kecil | Perlakuan Akuntansi Peralatan Kecil

        Akuntansi Peralatan Kecil


        Peralatan Kecil, bagi perusahaan sangat dibutuhkan untuk mendukung kelancaran pekerjaan, apalagi jenis perusahaan manufaktur yang kegiatan utamanya menggunakan mesin, pasti menggunakan peralatan peralatan kecil sebagai pendukung kelancaran operasional perusahaan. bahkan perusahaan yang tidak menggunakanmesinpun juga memerlukan peralatan kecil untuk kelancaran pekerjaan kantornya. dalam setiap operasional perusahaan, pasti kita dapatkan peralatan kecil yang digunakan oleh perusahaan. jenis jenis peralatan kecil banyak sekali jenisnya, tergantung juga perusahaannya apakah memerlukan atau tidak memerlukan. namun ada beberapa karakteristik dari peralatan kecil yang bisa kita kenali. berikut diantarnya:

        peralatan kecil
        Peralatan Akuntansi

        Karakteristik Peralatan Kecil


        Dilihat dari fungsinya
        Peralatan kecil tidak bisa menghasilkan barang atau jasa secara langsung, tapi memerlukan equipment yang lain, karena peralatan kecil fungsinya hanya sebagai penunjang operasional.
        Dilihat dari Umur Ekonomisnya
        Nilai Umur Ekonomis peralatan kecil biasanya melebihi satu (1) tahun buku akuntansi
        Dilihat dari Nilainya
        Peralatan kecil nilainya dalam perusahaan biasanya tidak material, contonya 
        Contohnya seperti gunting, steples, obeng, meteran, penggaris dan lain sebagainya


        Karakter dari peralatan kecil yang seperti ini terkadang membikin kita bingung dalam bagaimana perlakuan akuntansinya

        Kita atau banyak perusahaan yang mencatat peralatan kecil sebagai biaya, melihat dari tingkat ke-materialitas-nya yang relativ tidak mahal. peralatan kecil memang banyak yang dikelompokkan kedalam biaya pada periode peralatan tersebut di dapat karena melihat tingkat nilai material dari peralatan kecil ini. misalnya biaya pembelian dongkrak, obeng atau pun penggaris banyak yang mencatatnya sebagai "biaya Peralatan". 

        Akan tetapi, dengan perlakuan akuntansi seperti itu, faktor umur ekonomis peralatan kecil yang melebihi 1 satu tahun buku bahkan ada yang bertahun tahun bila dirawat dengan baik menjadi terabaikan. matching principle akuntansi menjadi tidak sesuai lagi jika memperlakukannya sebagai biaya.

        Namun, jika peralatan kecil kita masukkan ke kelompok aktiva tetap, bagaimana cara membebankan nantinya ?

        Bukankan nilai peralatan kecil ini nilainya relatif kecil?

        Bisa bikin susah nantinya apalagi untuk perusahaan besar karena pasti ada ratusan hingga ribuan peralatan kecil yang digunakan. bisa sangat merepotkan nanti menghitungnya.

        Lalu Bagaimana memperlakukan Peralatan Kecil?

        Saya kira ada dua penekanan yang bisa kita lakukan, pertama kita lihat umur ekonomis peralatan kecil tersebut lalu kemudian kita lihat nilai gabungan dari beberapa peralatan kecil tersebut.

        Telaah Umur Ekonomis Peralatan Kecilnya
        Pertimbangkan umur ekonomisnya terlebih dahulu, apabila umur ekonomis peralatan kecil tersebut kurang dari 1 (satu) tahun buku, maka jelas kita langsung saja mengakuinya sebagai beban atau dibebankan pada periode yang sama saat peralatan tersebut diperoleh. namun apabila peralatan kecil tersebut mempunyai umur atau masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun buku akuntansi, maka peralatan kecil ini "berpotensi" untuk dikelompokkan dalam aset tool & equipment. ingat. "berpotensi", tapi hal ini masih memerlukan pertimbangan selanjutnya.
        Lihat nilai gabungan peralatan kecilnya
        Pertimbangan yang diperlukan kedua adalah apabila peralatan kecil tersebut digabungkan dengan peralatan kecil yang lain, yang umurnya juga melebihi satu tahun buku dan nilai gabungannya menjadi nilai yang material, maka kita dapat mengelompokkan peralatan peralatan kecil tersebut ke dalam aset (peralatan dan perlengkapan). untuk perusahaan kecil atau baru beroperasi mungkin belum banyak peralatan kecil yang digunakan, maka yang menjadi pertimbangan adalah potensi penggunaan peralatan kecil di masa mendatang karena mungkin saat ini peralatannya jika digabungkan sekalipun nilainya tidak akan material, tapi di masa yang akan datang, bisa saja peralatan peralatan kecil tersebut akan sangat signifikan nilai gabugannya.

        Membebankan Peralatan Kecil Gabungan


        Pembebanan peralatan kecil gabungan dilakukan menjelang penutupan buku dengan melakukan penghitungan fisik terhadap peralatan kecil gabungan tersebut. jika pembebanan peralatan gabungan dilakukan dengan menyusutkan secara satu persatu dengan menggunakan metode garis lurus misalnya maupun saldo menurun tidaklah efektif..

        Saldo Awal peralatan kecil tersebut adalah nilai total pembelian atau semua yang dikeluarkan saat perolehan peralatan kecil tersebut. Sedangklan saldo akhir atau nilai buku dari peralatan kecil tersebut adalah hasil penghitungan fisik peralatan kecil tersebut. dengan begitu, maka peralatan yang terpakai nilainya bisa ditentukan.

        Contoh

        Nama Peralatan Jml awal Jml akhir Terpakai Harga satuan Nilai Terpakai Nilai Buku
        Steples 50 20 30 20.000,- 600.000,- 400.000,-
        Penggaris 75 30 45 5.000,- 225.000,- 150.000,-
        Total 825.000,- 550.000,-

        Dari daftar di atas, kita bisa membuat pencatatan seperti ini :

        Debit | Penyusutan Peralatan Perlengkapan 8.250.000
        Kredit | Akumulasi Penyusutan Peralatan Perlengkapan 8.250.000


        Ok, Bisa dicerna kan? jika tidak silahkan ditanyakan pada kolom komentar. demikian pembahasan mengenai Akuntansi Peralatan Kecil, jika dirasa bermanfaat, silahkan di share 


        Penjualan Aktiva Tetap | Perlakuan Akuntansi Penjualan Aset

        Penjualan Aset Tetap


        Penarikan Aktiva - Dalam kondisi kondisi tertentu, suatu perusahaan menghadapi kondisi yang tak biasa dalam operasinya hingga mengharuskan atau memutuskan untuk melakukan PENJUALAN ASET TETAP. padahal, tujuan awal perusahaan dalam membeli aset tetap tersebut adalah untuk dipergunakan untuk operasi perusahaan selama umur manfaat ekonominya demi mempertahankan kelangsungan usaha, baik itu untuk tempat, peralatan, untuk produksi maupu kegunaan lainnya. intinya aset tetap awalnya tidak ditujukan untuk di jual kembali.
        Penghapusan Aktiva
        Penghapusan Aktiva Tetap
        Dalam kondisi tertentu, banyak alasan perusahaan harus memutuskan untuk melakukan penjualan aset tetap, kondisi kondisi seperti:
        • Perusahaan berganti jenis produk, sehingga mesin atau peralatan tertentu tidak dapat digunakan dan mubadzir
        • Membutuhkan dana atau kekurangan dana, untuk bayar hutang atau modal kerja
        • Perusahaan ditutup karena alasan tertentu dan tidak berproduksi kembali
        • Upgrade aktiva tetap, misal mobil yang sudah tua tua yang maintenance mahal diganti dengan yang baru, atau komputer yang sudah tidak suport diganti dengan yang lebih canggih
        Penjualan Aktiva Tetap merupakan salah satu jenis penarikan aktiva. Bagaimana prosedur dan Perlakuan akuntansinya?

        Perlakuan Akuntansi Pejualan Aset Tetap


        Dua langkah yang dilakukan dalam prosedur penjualan aset tetap:
        1. Update Nilai Buku Aset Tetap yang dijual
        2. Hapus Aset Tetap
        Tentu juga dengan beberapa beberapa langkah detilnya

        Contoh Kasus:
        6 Juli 2015, PT.Bunaji menjual mesin produksi-nya dengan harga Rp 150.000.000. Aset tetap mesin ini di beli pada 02 February 2012 saat itu harga perolehannya seharga Rp 240.000.000.
        Beberapa catatan tambahan:
        PT. Bunaji memakai metode garis lurus dalam perhitungan penyusutan aset tetap tanpa nilai sisa (nilai residu, mesin diperkirakan memiliki umur ekonomis 10 Tahun. Berikut posisi Aset Mesin PT Bunaji per 31 Des 2014:

        Harga Perolehan = Rp 240.000.000
        Akumulai penyusutan = (Rp.70.000.000)
        ----------------------------------------
        Nilai Buku Mesin = Rp 170.000.000



        Langkah Langkahnya:

        Update Nilai Buku Aset Tetap 

        • Menghitung Penyusutan 01 Januari – 6 Juli 2015
        Mesin di jual tanggal 6 Juli 2015, dimana tanggal 6 belum melewati setengah bulan, maka untuk bulan Juli dianggap mesin belum dipergunakan selama 1 bulan penuh, dan bulan juli penyusutan tidak perlu di hitung, penyusutan dihitung sampai bulan juni saja.
        Pnyusutan 1 Jan – 6 Juli 2015

        6/12 x (240.000.000/10) = Rp 12.000.000

        • Jurnal beban penyusutan:


        Depreciation Rp12.000.000

        Accum.Deprec Rp12.000.000
        Jurnal tersebut menambah Biaya penyusutan dan menambah akumulasi penyusutan mesin sebesar Rp 12.000.000 Sehingga "Accum Deprec Mesin" per tanggal 6 Juli 2015 adalah sebagai berikut
        Accum Deprec per 31 Dec 2014 + Accum Deprec 01 Jan - 6 Juli '15 
        Rp 70.000.000 +  Rp 12.000.000
        = Rp 82.000.000
        Dan nilai Buku Aktiva Tetap Mesin per 6 Juli 2015 adalah:
        Rp 240.000.000 – Rp 82.000.000 = Rp 158.000.000


        Langkah berikutnya adalah penghapusan

        Penghapusan Aktiva Tetap Mesin


        Aset Tetap Mesin dihapus dengan jurnal:

        Kas / Piutang 150.000.000
        Accum Deprec Mesin 82.000.000
        Rugi Penjualan Aktiva 8.000.000
        Aktiva Tetap Mesin 240.000.000

        Notes:
        • Menghapus Aset Tetap Mesin dan juga akumlasi penyusutannya. penghapusan ini terjadi krn posting aset tetap mesin dimasukkan di kredit dan akumulasi penyusutan dicatat ke sisi Debit.
        • Mencatat kas masuk/mengakui piutang sebesar harga penjualan, jika transaksi penjualannya dibayar tunai, maka akun kas yang di pakai, tetapi jika opsinya penjualan secara kredit, maka piutang yang dipakai.
        • Mengakui Rugi penjualan aset tetap mesin sebesar selisih nilai buku terbaru/terupdate dengan harga nilai penjualan
          Bagaimana jika aset tetap dijual dengan harga diatas nilai buku aktiva setelah di update? ya tinggal di balik saja jurnalnya, dari rugi menjadi akun Laba

          Pelaporan laba-rugi Penjualan Aset Tetap

          Laba/Rugi Penjualan Aset Tetap dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi, didalam klasifikasi Pendapatan Lain lain.

          Demikian postingan tentang Penjualan Aktiva dan perlakuan akuntansinya, jika tulisan ini bermanfaat, silahkan share