Pengertian Akuntansi Manajemen

Akuntansi Manajemen


Akuntansi Manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang bertujuan menyajikan laporan - laporan untuk tujuan dan kepentingan pihak internal perusahaan dalam melaksanakan suatu proses manajemen yang terdiri atas sebuah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian.
akuntansi manajemen
Akuntansi manajemen
Beberapa sumber mendefinisikan akuntansi manajemen dengan bermacam macam penjelasan, namun semuanya memiliki benang merah yang sama.

Akuntansi Manajemen memfokuskan diri untuk memberikan informasi keuangan guna keperluan internal manajemen perusahaan. Akuntansi Manajemen berhubungan dengan informasi tentang perusahaan untuk memberikan manfaat bagi pemakaii laporan keuangan khususnya yang berada didalam perusahaan yang digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan sebuah keputusan. Informasi tersebut juga digunakan untuk melihat/menilai hasil yang telah didapat dari aktivitas perusahaan, ntah itu untuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengendalian atau pengembilan keputusan tentang semua hal yang berhubungan dengan kebijakan yang menyangkut masa depan perusahaan.

Akuntansi Manajemen merupakan suatu proses identifikasi, pengukuran serta melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian serta sebuah keputusan yang tegas dan jelas bagi manajemen

Sebagai tambahan referensi, Pengertian Akuntansi Manajemen menurut ahli
  • Halim dan Supomo [2000 : 3] akuntansi manajemen merupakan kegiatan yang menghasilkan informasi keuangan untuk manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi manajemen.
  • Mulyadi [2001 : 2] akuntansi manajemen merupakan informasi keuangan dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan oleh pemakai intern entitas.

Ruang lingkup informasi dalam Akuntansi Manajemen lebih cenderung sempit. tidak terfokus pada prusahaan sebagai satu entitas tetapi lebih detail lagi karena informasi yang dihasilkan ditujukan untuk melaporkan bagian bagian dari perusahaan, seperti bagian produksi, pemasaran serta yang lainnya. Tetapi kompleksitas ruang lingkup informasi yang dihasilkan kedepannya akan sejalan dengan tingkatan manajemen yang terlibat dalam pembuat sebuah keputusan.

Jadi, Akuntansi Manajemen bukan hanya sekedar mengandalkan satu disiplin ilmu akuntansi saja tetapi juga dibutuhkan disiplin ilmu dari manajemen guna mengatasi serta mengatur sumber daya perusahaan, selain itu diperlukan disiplin ilmu psikologi sosial yang berguna saat melakukan estimasi perhitungan, perkiraan penjualan produk juga pengendalian sumber daya manusia. Akuntansi Manajemen juga sering mengumpulkan informasi yang bersifat taksiran karena proses pengambilan suatu keputusan selalu berhubungan dengan masa mendatang.

Notes:

Kriteria-kriteria bagi Informasi Akuntansi Manajemen tak dibatasi oleh prinsip - prinsip akuntansi yang berlaku umum, selama informasi itu bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan, ntah itu dalam pengukuran, maupun perhitungan. Didalam Akuntansi Manajemen juga tidak ada organisasi ataupun aturan undang - undang yang mengikat serta mengatur aktivitas prakteknya selama aktivitasnya memberi manfaat bagi manajemen maka entitas akan terus menggunakannya.
Manajemen tidak harus pusing dengan standart dan aturan akuntansi yang berlaku, dalam pencatatannya, manajemen bebas menggunakan pendekatan apa saja, dicatat dengan model apa saja, berbentuk seperti apa saja seperti keinginan manajemen, tidak peduli pihak external perusahaan mengerti apa tidak, karena pihak external tidak akan pernah menjumpai laporan akuntansi manajemen, tidak ada standar PSAK disini, semuanya terserah keinginan manajemen sesuai kebutuhannya hingga dirasa akuntansi manajemen ini bermanfaat sebagai dasar pengambilan keputusan, baik yang strategis ataupun non strategis guna mendapatkan goal yang diinginkan.

Demikian pengertian Akuntansi Manajemen, semoga penjelasan ini bermanfaat :)


Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Rusak atau Kebakaran

Penarikan Aktiva Tetap


Sudah baca artikel sebelumnya tentang perlakuan akuntansi pada aset yang hilang? jika belum, anda bisa membacanya di : Aset Tetap yang Hilang

OK, dan pada kali ini saya posting tentang penarikan aset tetap, setelah sebelumnya saya menulis tentang aset tetap yang hilang, kali ini saya akan posting tentang perlakuan akuntansi pada aset tetap yang rusak (fatal damaged) dan aset tetap yang terbakar (fire loss).

penarikan aktiva tetap
aset tetap terbakar

Aset Tetap Rusak (Fatal Damaged) dan Terbakar (Fire Loss)


Terkadang dalam sebuah usaha, ada saja kejadian kejadian yang tentunya tidak diinginkan terjadi, tidak terpikirkan bahkan tidak diduga bahwa sesuatu hal merugikan perusahaan yang tidak direncanakan bisa dialami oleh sebuah perusahaan besar maupun entitas skala kecil. aset tetap yang ada bisa rusak kapan saja, bisa terbakar kapan saja tanpa adanya jadwal yang jelas. bagaimanakah perlakuan akuntansinya?

Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab rusaknya aset tetap. Kerusakan bisa diakibatkan kelalaian pihak perusahaan sendiri ataupun akibat force majeur.

[1] Kelalaian Pihak Perusahaan Sendiri


Kelalaian pihak internal perusahaan sendiri bisa dilakukan oleh karyawan, pemilik atau siapapun yang berada dalam lingkaran internal perusahaan.  dari berbagai referensi, kelalaian pihak internal perusahaan ada beberapa kemungkinan dan yang paling sering terjadi adalah sebagai berikut:
  • Terjadi kesalahan instalasi
Apabila kesalahan instalasi ini terjadi, sebenarnya yang bertanggung-jawab adalah teknisinya, teknisi bisa seorang tukang pasangnya. apabila menggunakan jasa teknisi dari luar perusahaan (outsourching) maka tentu saja yang bertanggungjawab mengganti rugi adalah pihak yang menyediakan jasa instalasi itu jika ada perjanjian didalamnya sebelumnya.
  • Salah Dalam Pengoperasian
Apabila kasus seperti ini yang terjadi, maka yang bertanggungjawab adalah operator dan supervisornya atau bisa juga orang dalam perusahaan, tentunya tergantung pada kebijakan masing masing perusahaan, bentuk tanggungjawab diwujudkan dalam penggantian kerugian aset tetap. tetapi apabila kebijakan perusahaan tidak mengharuskan adanya ganti rugi kepada operator maupuan supervisornya, ya selamatlah si operator dari tuntutan ganti rugi, semua tergantung perusahaan masing masing, karena beda perusahaan biasanya beda kebijakan.

Force Majeur | kerusakan karena bencana alam


Bentuk dari Force Majeur bisa beragam, Banjir, kebakaran, gempa, bahkan badai, kerispatih (#eh). Guna melindungi aset tetapnya dari kemungkinan kerugian atas bila terjadi force majeur, perusahaan biasanya menggunakan jasa asuransi untuk meminimalisir resiko (loss coverage) kerugian. dan yang paling penting, semua kejadian kategori force majeur yang terjadi harus disertai oleh bukti lapor dari kepolisian.

Ok, lalu bagaimana prosedur penghapusannya?
prosedur penghapusan sama saja prosedurnya dengan kasus kehilangan, namun akan menjadi sedikit berbeda jika setelah kerusakan ada ganti rugi ataupun diganti oleh asuransi (insurance coverage).

Contoh kasus:

PT Foraz pada tanggal  6 Juni 2014 meresmikan sekaligus memakai untuk pertama kalinya gedung ekspansi PT Foraz yang di perolehnya dengan Harga Perolehan senilai Rp 1.000.000.000, (1M) diperkirakan, gedung baru tersebut akan bertahan selama umur ekonomisnya  hingga 50 tahun lamanya. untuk menghitung penyusutan gedung. manajemen memutuskan untuk menggunakan metode garis lurus.

tapi celakanya,pada 28 agustus 2014 gedung yang baru saja diresmikan tersebut mengalami musibah kebakaran yang meludeskan hampir seluruh bagian gedung. beruntungnya PT foraz, gedung yang terbakar tersebut telah diasuransikan dan mendapat uang pertanggungan pada tanggal 29 Agustus sebesar Rp 800.000.000.


Langkah Pertama: Update Nilai Buku terakhir Aset Tetap Gedung

Penyusutan 6 Jan – 28 Agustus 2014:

Penyusutan = 3/12 x (Rp 1.000,000,000/50) = Rp 5.000.000

Akui penyusutan dengan jurnal:

[Debit]      Depreciation        Rp 5.000.000
[Credit]             Accum. Deprec                 Rp 5.000.000

catatan: penyusutan hanya 3 bulan, karena gedung sempat dipakai selama 3 bulan

Dari penjurnalan seperti diatas maka Akumulasi penyusutan sebesar  Rp 5.000.000

Sehingga nilai buku aktiva gedung per tanggal 28 Agustus 2014 menjadi:

Nilai Perolehan - Akumulasi penyusutan aset tetap gedung
1.000.000.000 - 5.000.000
= Rp  995.000.000


Langkah ke dua: Hapus Aset Tetap Gedung

Pada tanggal 28 Agustus 2014, Aset Tetap Gedung yang terbakar dihapus, jurnalnya:

[Debit ] Accum Deprec.             Rp       5,000,000
[Debit ] Fire Lost Rp                  Rp   995.000.000
[Credit] Aset Tetap Gedung                               Rp 1.000.000,000

Langkah Selanjutnya: Pengakuan Klaim Asuransi

Tanggal 29 Agustus 2014, penerimaan klaim asuransi sebesar Rp 800,000,000 jurnalnya:

[Debit] Kas                 Rp 800,000,000
[Credit] Fire Lost                                   Rp 800,000,000

Jadi, dari penjurnalan diatas, maka kerugian akibat kebakaran gedung per tanggal 29 Agustus 2014 tinggal:
Rp 995.000.000 - Rp 800.000.000
= Rp 195.000.000

Notes:

Pada akhir periode, sama seperti aset tetap yang hilang, Aset Tetapnya tentu tidak kelihatan lagi pada neraca karena saldonya sudah nol, sedangkan kerugiannya dimasukkan ke dalam kelompok Pos Pos Luar biasa (extra ordinary items). Dan dalam catatan laporan keuangan, harus diberikan penjelasan yang cukup mengenai penyebab terjadinya Extraordinary Items.

Dari kasus Aset Tetap terbakar diatas, sederhananya, apabila bangunan perusahaan terbakar sampai habis hingga tak tersisa, atau dalam bahasa inggrisnya ludes, semua isi isinya semacam mesin, peralatan, inventory dan semuanya juga hangus dibawa api api yang lagi marah.

Mesin dan juga peralatan kantor dapat dihapus dengan cara yang sama seperti penghapusan bangunan, tetapi bagaimana dengan Inventorinya? Apakah sama caranya? tidak. penghapusan inventori tidak sama dengan aset tetap, karena inventori itu berhubungan/terkait langsung dengan harga pokok penjualan. jika ada waktu luang akan saya posting juga.

sekian tulisan tentang perlakuan akuntansi aktiva tetap rusak atau kebakaran (force majeur) semoga sedikit bermanfaat bagi yang membaca :) dan oh ya mungkin anda juga tertarik untuk mengetahui : Pengertian Akuntansi


Aset Tetap Hilang Dicuri Maling? Begini Perlakuan Akuntansinya

Berbicara Aset Tetap, Sudahkan Anda membaca Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap? Bagaimana seandainya jika aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan tiba tiba saja hilang tercuri maling? bagaimana Perlakuan Akuntansi Aset yang Hilang ?

Aktiva TEtap Hilang TErcuri
Aktiva Hilang Tercuri
Aset Tetap yang hilang merupakan salah satu alasan penarikan aset tetap (Plant Asset Retirement). selain hilang, aset yang terbakar atau rusak juga merupakan alasan penarikan aset dengan kasus yang khusus, nanti akan saya tulis di lain postingan. Di tulisan ini akan saya bahas perlakuan dan prosedur penghapusan aset tetap yang hilang dicuri maling.

Aset Tetap Hilang Tercuri (Theft Asset)


Aset tetap hilang tercuri? memang kejadian seperti ini sangat mungkin terjadi. Dalam kasus seperti ini aset tetap yang hilang tentu harus dihapus dari buku atau catatan perusahaan. Pengahapusan buku atas aset tetap dilakukan berdasarkan bukti Surat Kehilangan dari pihak pihak kepolisian. tetapi bagaimana seandainya jika surat laporan kehilangan dari pihak kepolisian tidak ada? maka tidak bisa dilakukan penghapusan, pembuktiannya sangat sulit saat laporan keuangan kepada stake holder, mereka bakal tidak percaya. nah untuk itu diperlukan surat lapor kehilangan dari pihak kepolisian sebagai dasar penghapusan aset tetap.

Contoh Kasus

Pada tanggal 6 Juni 2014, PT.Foraz kehilangan Mesin Printing yang dahulu dibeli pada tanggal 01 Maret 2014 dengan harga perolehan Rp 160,000,000. atas kehilangan tersebut pihak PT. Foraz telah melaporkannya kepada pihak kepolisian dengan surat lapor no. 0606/IV/SLK/POLRI/2014 tertanggal 06 Juni 2014

Sekedar diketahui, PT Foraz Dalam menghitung penyusutannya menggunakan metode garis lurus. Diperkirakan umur ekonomis Mesin Printing diperkirakan 4 Tahun, dan PT Foraz tidak memperkirakan nilai sisa atau nilai residu pada aset mesin printing tersebut (nilai residu 0)
Bagaimana Prosedur Penghapusan Mesin Printing Tersebut? 
Prosedur penghapusannya sebenarnya sederhana saja:

Ok, untuk langkah pertama

Update Buku Aset Tetap Mesin Printing

Upadate nilai buku dengan menghitung penyusutan mesin printing dari tanggal perolehan mesin hingga tanggal hilangnya mesin printing tersebut.

Penyusutan 01 Maret – 06 Juni 2014:

Mesin Printing telah dipergunakan selama 3 bulan

Penyusutan = 3/12 x (160,000,000/4) = Rp 10.000.000

Kemudian selanjutnya kita akui penyusutan mesin printing tersebut dengan jurnal :

Debit | Depreciation Rp10.000.000
Kredit | Accumulated Depreciation Rp10.000.000


Notes:
Penjurnalan diatas untuk:
  • Mengakui Biaya Penyusutan sebesar Rp 10.000.000
  • Mengakui Akumulasi penyusutan dengan besaran nominal yang sama.


Maka, Nilai Buku Handycam per 06 Juni 2014, tanggal dimana aset tersebut hilang tercuri:

Perolehan mesin printing - Akumulasi penyusutan

Rp 160.000.000 - Rp 10.000.000
= Rp 150.000.000

Jadi saat aset tersebut hilang, nilai bukunya sebesar Rp 150.000.000 

Langkah Berikutnya:
Hapus Aset Tetap (Mesin Printing) yang hilang

Aset tetap yang hilang dihapuskan dengan jurnal:

Debit | Accumulated Depreciation Rp10.000.000
Debit | Rugi Kehilangan Aktiva Tetap Rp150.000.000
Kredit | Aktiva Tetap - Mesin Printing Rp160.000.000


Kesimpulan : Kerugian diakui sebesar Nilai Buku Aset Tetap yang hilang.

Pelaporan Penghapusan Aset Tetap yang Hilang


Di akhir periode, Aset Tetap mesin printingnya sudah tidak kelihatan lagi pada neraca karena saldo-nya sudah NOL sedangkan kerugian yang dialami diklasifikasikan ke dalam kelompok Pos Pos Luar Biasa (extra ordinary items). Dan dalam catatan laporan keuangan diberikan penjelasan mengenai terjadinya Extraordinary Items tersebut.
Demikian tulisan tentang Perlakuan Aset Tetap Hilang Tercuri, bagaimana perlakuan Akuntansi jika aset tetap terbakar atau rusak? silahkan baca postingan saya selanjutnya disini:

Profesi Akuntan Pendidik

Akuntan Pendidik


Akuntan Pendidik merupakan salah satu jenis dari bermacam macam profesi akuntansi dan akuntan pendidik ini termasuk profesi yang sangat vital dan dibutuhkan oleh dunia per-akuntansi-an, mengapa? lha coba anda belajar akuntansi, tapi tidak ada guru? hah? lalu akuntan yang handal itu lahir darimana coba?

jadi guru adalah akuntan pendidik? ya, tapi lebih luas lagi, mari kita simak.

profesi akuntan pendidik
Akuntan pendidik
Profesi Akuntan pendidik adalah bidang profesi akuntansi yang memberikan jasa pelayanan pendidikan akuntansi kepada masyarakat lewat lembaga lembaga pendidikan yang ada untuk menciptakan akuntan-akuntan yang terampil serta professional. Profesi akuntan pendidik benar benar dibutuhkan untuk kemajuan profesi akuntansi karena untuk mewujudkan dan mencetak calon calon akuntan yang handal ada ditangan mereka.

Ini dia beberapa tugas tugas dari seorang akuntan pendidik yang harus dilakukan. tugas akuntan pendidik:
  • Menyusun kurikulum pendidikan akuntansi
  • Mengajar akuntansi di berbagai lembaga pendidikan
  • Melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu akuntansi

Untuk menjadi seorang Akuntansi Pendidik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, apa saja? Seseorang berhak menyandang gelar Akuntan Pendidik apabila sudah memenuhi syarat dibawah ini: 
  • Pendidikan sarjana jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi sebuah Perguruan Tinggi yang diakui menghasilkan gelar Akuntan atau Universitas swasta yang ber-afiliasi dengan satu perguruan tinggi yang telah memiliki hak untuk memberikan gelar Akuntan. 
  • Mengikuti UNA (Ujian Nasional Akuntansi) yang diselenggarakan konsorsium pendidikan tinggi ilmu ekonomi yang didirikan sesuai Surat Keputusan Menteri RI tahun 1976.

    Tidak begitu sulit kan?

    lalu, apa saja yang harus dikuasai oleh akutan pendidik? yang harus dikuasai oleh seorang akuntan pendidik antara lain:
    • Bisa melakukan alih pengetahuan atau transfer of knowledge tentang akuntansi kepada murid atau mahasiswanya.
    • Mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi serta menguasai pengetahuan akan bisnis dan akuntansi, serta teknologi informasi.
    • Dapat mengembangkan pengetahuannya dengan melakukan penelitian.

    Informasi tambahan:

    Organisasi/lembaga penghasil akuntan pendidik adalah IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) -Kompartemen Akuntan Pendidik yang telah dibentuk pada 16 Maret 1996 dalam rapat pembentukan di Kota Yogyakarta. memiliki rencana strategis yang terdiri atas visi, misi nilai nilai serta sasaran dan program pengembangan. Ada 3 program kerja IAI Kompartemen Akuntan Pendidik yaitu program kerja bidang pendidikan, bidang penelitian, dan juga bidang kerjasama.

    Sejak tahun 2001 dilakukan pembenahan sistem pendidikan akuntansi, Sebelumnya seorang alumni/lulusan akuntansi dari fakultas ekonomi di universitas/perguruan tinggi negeri dengan otomatis mendapatkan gelar Akt. (akuntan). Berbeda dengan seorang alumni dari universitas swasta yang harus mengikuti Ujian Nasional Akuntansi terlebih dahulu jika ingin mendapatkan gelar serupa. Kebijakan seperti ini dinilai merupakan sebuah diskriminasi terhadap universitas/perguruan tinggi swasta, bahkan tidak ada jaminan standarisasi profesi akuntan. Maka dari itu dikeluarkanlah keputusan Menteri Pendidikan Nasional melalui SK No. 179/U/2001 diamana gelar Akuntan (Akt.) hanya bisa didapat melalui PPAk.

    demikian sekilas pandang tentang Profesi Akuntan Pendidik, bagi anda yang ingin menjadi seorang akuntan pendidik, saya doakan cepat cepat terkabul, berusaha yang keras dan majukan dunia akuntansi di indonesia,


    Akuntan Pemerintah itu Seperti Ini

    Akuntan Pemerintah


    Akuntan Pemerintah - Terdapat beberapa jenis profesi akuntansi, salah satunya adalah sebagai akuntan pemerintah, seperti apa akuntan pemerintah itu?'

    Pengertian Akuntan Pemerintah merupakan seorang akuntan profesional bekerja di instansi pemerintahan yang bertugas melaksanakan pemeriksaan atas pertanggung-jawaban keuangan yang dilaporkan oleh unit organisasi pemerintah atau pertanggung-jawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. jadi perbedaan mendasar dari jenis profesi akuntan yang lain yaitu tempat bekerja atau kepemilikan entitasnya, entitas disini merupakan lembaga lembaga negara, yang fungsinya melayani rakyat.

    Dan yang paling mencolok adalah seorang akuntan pemerintah bekerja pada sebuah organisasi atau entitas yang tidak bertujuan mencari laba

    akuntansi pemerintahan
    akuntan pemerintah

    Sebagai bagian dari Profesi Akuntansi , dan walaupun ada banyak terdapat akuntan yang bekerja di instansi pemerintahan tapi umumnya yang namakan/disebut sebagai akuntan pemerintah ialah mereka yang bertugas/bekerja di BPKP atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembagian , BPK atau Badan Pemeriksa Keuangan BPK serta instansi pajak.

    Ada dua tugas utama dari akuntan pemerintah antara lain:
    • Pemeriksaan serta pengawasan atas aliran keuangan instansi negara
    • Merancang sistem akuntansi untuk instansi pemerintah
    Akuntan Pemerintah mempunyai tujuan menginformasikan hal yang memungkinkan bagi pemegang jabatan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi atau entitas yang di dudukinya secara tepat dan efektif, dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkankepada publik atas apa hasil operasi pemerintahan dan penggunaan dana masyarakat atau publik.

    Akuntan pemerintah tentu berbeda dengan seorang akuntan yang bekerja di sektor swasta, pun demikian dengan ilmu akuntansinya, akuntansi pemerintahan sedikit berbeda dengan yang diterapkan oleh swasta yang memiliki tujuan mencari laba

    Mengawasi jalannya duit rakyat, ini dia beberapa jenis pekerjaan pengawasan oleh akuntan pemerintah

    Jenis-Jenis Pengawasan Belanja Pembangunan


    Anggaran Negara dipergunakan untuk mendanai proyek yang memiliki batas waktu tertentu. Dalam pelaksanaan proyeknya, ntah itu belanja pembangunan ataupun belanja rutin, memerlukan pengawasan supaya pelaksanaan berjalan lancar sesuai rencana dan tujuan yang ditetapkan. Supaya pengawasan keuangan negara dalam proyek berjalan lancar, perlu adanya penempatan fungsi pengendalian sejajar dengan fungsi manajemen yang lainnya. Revrison Baswir dalam bukunya (2008:12) menyatakan berbagai jenis pengawasan proyek bisa dibedakan berdasarkan obyek, ruang lingkupnya serta metode pengawasannya.

    1. Pengawasan Berdasarkan Obyeknya
    • Dalam pengawasan penerimaan uang negara bisa dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pengawasan penerimaan pajak dan bea cukai, serta pengawasan terhadap penerimaan bukan pajak. Apabila pengawasan atas penerimaan pajak dilaksanakan oleh Kantor Inspeksi Pajak dan pengawasan atas penerimaan bea cukai dijalankan oleh Kantor Inspeksi Bea dan Cukai, maka pengawasan atas penerimaan bukan pajak dilaksanakan oleh KPKN. Pengawasan oleh Inspeksi Pajak ditujukan kepada wajib pajak perorangan maupun wajib pajak badan yang ditentukan oleh UU perpajakan untuk memungut pajak orang lain. Pengawasan yang dijalankan oleh kepala Inspeksi bea dan cukai ditujukan kepada bendaharawan penerima atau penyetor tetap inilah yang menerima pembayaran dari tiap badan/orang yang menggunakan jasa layanan bea dan cukai. Pengawasan penerimaan bukan pajak dilaksanakan KPKN terhadap jumlah setoran yang diterima oleh bendahara khusus penerima/penyetor tetap. Pemeriksaan ini dilakukan melalui laporan pertanggung-jawaban bendahara penerima/penyetor tetap untuk masing masing lembaga Negara yang menguasai jenis penerimaan bukan pajak.
    • Pengawasan atas pengeluaran negara biasanya lebih kompak dari pengawasan atas penerimaan negara karena pengawasan atas pengeluaran negara bukan hanya dilakukan saat atau sesudah berlangsungnya kegiatan, namun juga saat sebelum diadakan pengeluaran. Pengawasan atas pengeluaran negara ditujukan guna mengawasi pelaksanaan APBN.

    2. Pengawasan Menurut Sifatnya
    • Pengawasan Preventif : dilakukannya pengawasan sebelum pelaksanaan suatu kegiatan dimulai.
    • Pengawasan Detektif : merupakan pengawasan dengan meneliti serta mengevaluasi laporan pertanggung-jawaban bendahara. Pengawasan ini dijalankan setelah membandingkan sesuatu yang telah terjadi dengan yang seharusnya terjadi. Dan juga pembiayaan yang  sudah ditentukan sudah mengetahui kebijakan serta ketentuan yang sudah ditetapkan.

    3. Pengawasan Menurut Ruang Lingkup
    • Pengawasan Internal : Dilakukan oleh aparat internal departemen/organisasi. Fungsi ini dilaksanakan oleh BPKP dan IRJEN, Itwildakap (Inspektorat Wilayah Daerah Kabupaten) serta Inspektorat Wilayah Daerah Kota Madya (Itwildako)
    • Pengawasan Eksternal : Dilakukan oleh unit pengawasan dari luar departemen/organisasi eksekutif. fungsi ini dilaksanakan oleh DPR, BPK serta masyarakat secara langsung.

    demikianlah postingan mengenai Akuntan Pemerintah, semoga dapat memberikan gambaran.


    Penyusutan Metode Satuan Hasil Produksi

    Penyusutan Metode Satuan Hasl Produksi -  Postingan saya sebelumnya tentang penyusutan aset tetap dan beberapa metode penyusutan lengkap dengan contoh soalnya, jika belum membaca, silahkan baca di:
    Kini saya lanjutkan kembali bahasan dan contoh penyusutan aset tetap metode yang lainnya.


    Penyusutan Metode Satuan Hasil Produksi | Productive Output Method


    Dalam Penyusutan Aktiva Tetap dengan Metode Satuan Hasil Produksi, beban penyusutan ditetapkan berdasarkan jumlah output yang dihasilkan oleh aset pada periode yang berjalan atau bahasa lain beban penyusutan dihitung dengan Satuan Hasil Produksi, sehingga beban penyusutan tiap periode akan berfluktuasi mengikuti jumlah produksi yang dihasilkan.

    Metode satuan hasil produksi mengalokasikan biaya penyusutan berdasar atas proporsi pemakaian aset tetap yang sebenarnya. Metode ini menggunakan output atau hasil produksi sebagai dasar acuan alokasi beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi.

    Beban penyusutan dalam metode satuan hasil produksi diperlakukan sebagai beban variable sesuai dngan unit output yang dihasilkan aset tetap tiap periode. kelemahannya sama dengan kelemahan pada metode jam jasa. metode ini masuk kategori depresiasi berdasarkan faktor penggunaan. metode ini memandang beban penyusutan sejalan dengan tingkat pemakaiannya, idealnya, metode satuan hasil produksi diterapkan pada jenis aset tetap mesin produksi.

    Berikut asumsi asumsi penyusutan metode hasil produksi digunakan:
    • Nilai aset tetap menurun karena penggunaan, bukan karena faktor waktu
    • Kerusakan serta ke-aus-an fisik aset adalah faktor penting, sedangkan tingkat Ke-usang-an bukan hal penting, 
    • Biaya maintenance dan perbaikan sifatnya proporsional terhadap penggunaan,
    • Tingkat efesiensi operasi sifatnya proporsional terhadap pemakaian aset, contohnya bahan bakar yang jumlahnya berfluktuasi.
    • Pendapatan sifatnya proporsional terhadap penggunaan aset tetap
    Metode hasil produksi merupakan metode penyusutan yang mengalokasikan beban penyusutan ke beberapa periode berdasarkan pada satuan unit yang diperoleh dari penggunaan aset tetap. Umur ekonomis aset tetap dinyatakan dalam satuan unit produksi, bukan berdasarkan tahun.

    Tarif penyusutan /Unit = (harga perolehan - nilai sisa)/taksiran jml produksi

    Penyusutan = produksi setahun x tarif penyusutan per unit

    Contoh soal dan jawaban penyusutan metode hasil produksi

    PT Foraz pada bulan januari 2014 membeli Sebuah mesin pabrik dengan harga perolehannya senilai Rp 125.000.000,00,- dan diprediksi memiliki masa manfaat hingga 5 tahun kedepan dengan nilai sisa/residu sebesar Rp 5.000.000,00,- diperkirakan mesin tersebut bisa berproduksi dan menghasilkan jumlah unit sebagai berikut:
    • Tahun Ke-1 = 15.000 unit
    • Tahun Ke-2 = 13.500 unit
    • Tahun Ke-3 = 12.000 unit
    • Tahun Ke-4 = 11.500 unit
    • Tahun Ke-5 =   8.000 unit
    Tarif penyusutan per unit:
    125.000.000 - 5.000.000
    60.000
    =
    2.000

    ok, tarif penyusutan sudah kita ketahui, kita bisa susun tabel penyusutan pertahunnya:
    penyusutan metode hasil produksi
    penyusutan metode satuan hasil produksi
    saat pencatatan jurnalnya, sama saja dengan metode metode sebelumnya

    Jurnal Penyusutan Tahun 2014 :

    Debit | Depreciation Rp30.000.000
    Kredit | Akumulated Depreciation Rp30.000.000


    Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

    Jurnal Penyusutan Tahun 2015 :

    Debit | Depreciation Rp27.000.000
    Kredit | Akumulated Depreciation Rp27.000.000


    Untuk penjurnalan tahun tahun berikutnya sama saja, tinggal diteruskan

    Saya rasa sudah cukup penjelasan tentang Penyusutan Metode Satuan Hasil Produksi, dan selesai pula pembahasan tentang penyusutan aset tetap. jika ada yang tidak jelas, mohon kritik dan sarannya dan semoga bermanfaat 


    Penyusutan Metode Satuan Jam Kerja

    Postingan saya sebelumnya tentang penyusutan aset tetap juga metode lainnya lengkap dengan contoh soal silahkan baca di:
    Kini saya lanjutkan kembali bahasan dan contoh penyusutan aset tetap metode yang lainnya.

    penyusutan aset metode satuan jam kerja
    penyusutan metode satuan jam kerja

    Penyusutan Metode Satuan Jam Kerja | Service Hours Method


    Pada konsep dasarnya, pemikirdan dasar dari Penyusutan Metode Satuan Jam Kerja didasarkan pada pemikiran bahwa, berkurangnya nilai suatu aset disebabkan berapa jam lamanya aset tersebut digunakan, atau dioperasikan oleh perusahaan selama umur ekonomisnya. belum tentu aset tetap berkurang nilainya gara lama waktu suatu aset yang dimiliki perusahaan. jadi disini, metode ini berdasar bahwa berkurangnya suatu aset tetap perusahaan disebabkan oleh masa pakainya.bukan lama waktu aset tersebut saat tahun beroperasi.

    Contoh gampangnya, motor yang baru dibeli, lalu dipakai tiap hari, maka motor itu akan cepat rusak atau paling tidak cepet membutuhkan biaya perawatan yang lebih. dibadingkan jika motor itu jarang digunakan.

    Penyusutan aset tetap metode satuan jam kerja ini pada prakteknya, metode ini sering kali di abaikan, karena alasan pajak.

    Rumus untuk menghitung besarnya penyusutan metode satuan jam kerja adalah sebagai berikut:
    penyusutan metode satuan jam kerja
    rumus tarif penyusutan per jam
    Sedangkan untuk menghitung besaran penyusutan per periode adalah sebagai berikut caranya:
    penyusutan metode satuan jam kerja
    beban penyusutan

    Contoh soal penyusutan metode satuan jam kerja

    Pada bulan Januari, PT Foraz membeli sebuah mesin dengan harga perolehan saat pembelian sebesar Rp 10.000.000,00 aset tetap berupa mesin tersebut, oleh ahli didiperkirakan dapat berproduksi selama 10.000 jam dengan prediksi rentangan waktu penggunaan sebagai berikut:
    • Tahun ke-1      = 2.000jam
    • Tahun ke-2      = 2.000jam
    • Tahun ke-3      = 1.500 jam
    • Tahun ke-4      = 1.500 jam
    • Tahun ke -5     = 1.000 jam
    Setelah berproduksi selama 10.000 jam, aset tetap mesin tersebut diperkirakan masih bisa dijual dengan harga Rp. 500.000,00

    # Pertama kita hitung dulu tarif penyusutan mesin perjam

    Rp 10.000.000 -  Rp 500.000
    10.000
    Tarif Penyusutan = 950

    Ok, jika tarif penyusutan aset tetapnya sudah diketahui, kita selanjutnya bisa membuat tabel penyusutannya sebagai berikut:

    penyusutan metode satuan jam kerja
    penyusutan metode satuan jam kerja
    Pada tabel penyusutan diatas, tampak bahwa menurut metode satuan jam kerja, beban penyusutan untuk tiap periode akuntansi bervariasi, besarnya akan sebanding dengan jam kerja (kapasitas) aset tetap yang sesungguhnya dapat dicapai.

    Pencatatan, Jurnalnya sama saja dengan metode metode penyusutan aset tetap yang lain.

    Jurnal Penyusutan Tahun Pertama

    Debit | Depreciation Rp2.850.000
    Kredit | Akumulated Depreciation Rp2.850.000


    Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

    Jurnal Penyusutan Tahun ke-2

    Debit | Depreciation Rp1.900.000
    Kredit | Akumulated Depreciation Rp1.900.000


    Untuk penjurnalan tahun tahun berikutnya sama saja, tinggal diteruskan

    Demikian pembahasan mengenai penyusutan aset tetap metode satuan jam kerja , next posting, baca juga penyusutan aset tetap metode satuan hasil produksi, di:



    Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun

    Postingan saya sebelumnya tentang penyusutan aset tetap, jika belum membaca, silahkan baca di:
    Kini saatnya membahas penyusutan dan contoh soal penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun
    metode jumlah angka tahun
    Metode Jumlah Angka Tahun

    Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun | Sum of The Years Digit Method


    Pada dasarnya, Metode penyusutan aset tetap berdasarkan jumlah angka tahun mempunyai dasar konsep yang mirip dengan konsep metode penyusutan saldo menurun. Metode jumlah angka tahun merupakan penyusutan dipercepat berdasar pada pertimbangan biaya maintenance (perawatan) serta perbaikan aktiva tetap  semakin lama cenderung bertambah seiring pertambahan usia aktiva tetap itu sendiri.

    Layaknya metode saldo menurun, semakin lama aset tetap beroperasi, maka tingkat aus-nya semakin tinggi, butuh biaya pemeliharaan yang makin tinggi dengan kontribusi bagi perusahaan yang menurun, tidak se "joss" saat awal awal aset tetap tersebut di peroleh, mesin contohnya, makin lama makin menurun performanya. tidak seperti awal awal mesin baru, mesin yang lebih lama cenderung menurun performanya. Nilai penyusutan yang berkurang pada periode berikutnya akan diimbangi oleh meningkatnya biaya maintenance dan juga perbaikan.

    Dalam menentukan tarif penyusutan aset tetap dalam bentuk pecahan yang diitung dengan cara:
    • Pembilang (numerator) menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terbesar ke tahun terkecil.
    • Penyebut (denumerator) adalah jumlah angka tahun.

    Contoh, jika umur ekonomis aset adalah selama 4 tahun maka penyebut bilangan (angka) pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka pembilang tahun ke-1 hingga tahun ke-4 masing-masing adalah 4,3,2, dan 1. Tarif penyusutan tahun ke-1 adalah 4/10, tahun ke-2 adalah 3/10, tahun ketiga 2/10 serta terakhir tahun keempat 1/10.

    Contoh soal penyusutan metode jumlah angka tahun

    Pada tanggal 2 Januari 2014, PT Foraz membeli sebuah mesin untuk meningkatkan produksinya, Harga perolehan Mesin Sebesar Rp 135.000.000,00 dengan taksiran nilai sisa (salvage value) sebesar Rp 15.000.000,00, dan ditaksir, mesin tersebut hanya mampu berproduksi sampai dengan 4 tahun.

    Perhitungan:

    JAT : 1+2+3+4 = 10

    Dasar Penyusutan : Rp 135.000.000,00 - Rp 15.000.000,00 = Rp 120.000.000,00

    Tahun           Tarif           Dasar Penyusutan                    Penyusutan
      1.                 4/10             Rp. 120.000.000,00                   Rp. 48.000.000,00
      2                  3/10             Rp. 120.000.000,00                   Rp. 36.000.000,00
      3                  2/10             Rp. 120.000.000,00                   Rp. 24.000.000,00
      4                  1/10             Rp. 120.000.000,00                   Rp. 12.000.000,00

    Pencatatan:
    Jurnalnya sama saja dengan metode garis lurus ataupun saldo menurun.

    31 Desember 2014

    Debit | Depreciation Rp48.000.000
    Kredit | Akumulated Depreciation Rp48.000.000


    Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

    31 Desember 2015

    Debit | Depreciation Rp36.000.000
    Kredit | Akumulated Depreciation Rp36.000.000


    Begitupun dengan jurnal jurnal tahun berikutnya, sama. hanya angka yang berbeda :)
    tidak perlu saya tulis, nanti jadi panjang.. he he

    Mudah bukan? eh tunggu,.. bagaimana jika aset tetap yang diperoleh, tidak pada awal tahun?
    dicontoh di atas tanggal 2 januari, bagaimana jika seandainya aset tetap diperoleh misal, pada bulan 12 Agustus? heh?

    Ok, sebenarnya dasarnya sama saja, tapi pengerjaannya rada lebih lama dikit, pada tahun 2014, aset cuma digunakan selama 5 bulan saja. perhitungan tarifnya tetap, hanya di bagi selama 5 bulan dari 12 bulan yang ada 

    Tahun pertama (2014)

    Penyusutan = 4/10 x 5/12 x  120.000.000 = Rp 20.000.000

    Dan pada tahun berikutnya 2015.

    Penyusutan :

    4/10 x 7/12 x 120.000.000 = 28.000.000
    3/10 x 5/12 x 120.000.000 = 15.000.000 +
                                     Rp    43.000.000

    # Dari mana angka 7/12? dan kenapa tarif tahun 2015 masih menggunakan tarif tahun pertama (4/10)?

    Karena pada tahun pertama, tarif 4/10 hanya digunakan selama 5 bulan saja, maka sisanya 7 bulan digunakan pada penyusutan tahun ke dua, dan setelah tahun kedua dihitung dengan tarif tahun pertama selama 7 bulan, (7/12) maka sisa 5 bulan berikutnya menggunakan tarif tahun berikurnya (3/10)

    Begitu juga dengan tahun tahun berikutnya, pengerjaannya sama saja. pun dengan pencatatan jurnalnya, sama saja, tapi hanya berbeda di angka penyusutannya yang dihasilkan.

    Notes:
    Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun ini jarang sekali digunakan, karena pertimbangan perpajakan, di sini, aturan perpajakan membatasi metode ini, laporan pajak tidak bisa menggunakan metode ini dalam pelaporannya.

    Ok, cukup segini yang bisa saya share tentang Penyusutan Aset Tetap Metode Jumlah Angka Tahun, apabila ada yang salah, kritik atau pun jika belum paham silahkan berkomentar. :)

    Selanjutnya silahkan baca postingan berikutnya tentang penyusutan metode satuan jam kerja di:

    Penyusutan Metode Saldo Menurun | Declining Balance Method

    Postingan saya sebelumnya tentang penyusutan aset tetap, jika belum membaca, silahkan baca di:
    Kali ini akan saya bahas mengenai Metode Penyusutan Saldo Menurun

    metode saldo menurun
    Metode Saldo Menurun

    Penyusutan Aset Tetap Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)


    Pada dasarnya, Aset Tetap dianggap akan memberikan kontribusi terbesarnya pada awal awal masa penggunaan, ya karena mesin masih dalam kondisi gress, dengan kekuatan yang masih optimal. masih jauh dari masa aus mesin atau aset tetap yang lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, kontribusi aset terbesar tersebut mulai menurun, kinerjanya tak lagi bisa maksimal, mesin tak lagi muda dan turun performa, gedung mulai reyot reyot, kendaraan mulai mogok mogok dan lain sebagainya.

    Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aset tetap yang tingkat kehausannya tergantung dari volume produk yang dihasilkan, yaitu jenis aset mesin produksi.

    Rumus Depresiasi Saldo Menurun :

    Penyusutan = [(100%/umur ekonomis) x 2] x Nilai Perolehan/Nilai Buku

    Contoh kasus penyusutan metode saldo menurun:

    Supaya lebih mudah, kita gunakan contoh kasus sebelumnya yang kita kerjakan menggunakan metode garis lurus

    Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 6 Juni 2014, harga perolehan mesin tersebut sebesar Rp 13,000,000 dan mesin tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 10 tahun, dan apabila nanti sudah tidak digunakan lagi atau aset ditarik penggunaannya, diperkirakan mesin tersebut masih bisa ditimbang kiloan, besi tuanya dapat dijual seharga Rp 1.000,000. dalam pencatatan akuntansi aset tetap, perusahaan menggunakan metode penyusutan saldo menurun.

    Penyusutan tahun 2014

    [(100%/10) x 2 ] x 7/12 x 13.000.000 : Rp 1.516.710

    Notes:
    Karena selama tahun 2014 aset hanya digunakan 7 bulan, maka dikali 7/12

    Penyusutan tahun 2015
    [(100%/10) x 2 ] x (13.000.000 - 1.516.710) : 2.296.658

    Notes:
    Nilai buku aset tahun 2015 dikurangi penyusutan aset tahun sebelumnya, sebesar Rp 1.516.710
    untuk tahun tahun setelahnya, cara pengerjaanya sama, hingga 10 tahun masa pengoperasian mesin tersebut.

    Lalu saat pencatatan, jurnal nya adalah sama dengan metode garis lurus, cuma beda di angka saja

    31 Desember 2014

    Debit | Depreciation Rp1.516.710
    Kredit | Accumulated Depreciation Rp1.516.710

    Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

    31 Desember 2014

    Debit | Depreciation Rp2.296.658
    Kredit | Accumulated Depreciation Rp2.296.658


    Jurnal jurnal penyusutan tahun tahun berikutnya sama saja, jadi tidak perlu dijelaskan lagi. :)

    # Pada akhir periode, penyusutan ini juga harus dilakukan jurnal penyesuaian, untuk mengakui adanya beban pada aset mesin ini. penyesuaian atas penyusutan aset tetap ini sejumlah akumulasi penyusutan selama periode berjalan.

    Pencatatan dalam jurnal penyesuaian:

    Contoh Jurnal Penyesuaian Aset Tetap Mesin Tahun 2014

    Debit | Accumulated Depreciation Rp1.516.710
    Kredit | Depreciation Expense Rp1.516.710

    Jurnal Penyesuaian tahun 2015

    Debit | Accumulated Depreciation Rp2.296.658
    Kredit | Depreciation Expense Rp2.296.695


    Untuk jurnal penyesuaian tahun tahun berikutnya, cara pengerjaanya sama saja.

    Notes:

    Dengan menggunakan metode penyusutan saldo menurun ini, jumlah angka penyusutan tiap tahun akan mengalami penurunan penyusutan tiap tahunnya, ini menunjukkan dan memperlakukan aset tetap bahwa aset tetap (khususnya mesin) memperlihatkan kinerja terbaiknya, dalam hal sumbangsih manfaat aset tetap terhadap perusahaan berada pada saat awal awal aset tetap tersebut digunakan, semakin lama semakin menurun kinerja aset tetap tersebut karena keausan.

    Demikian penjelasan besarta contoh perhitungan mengenai Penyusutan Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method). selanjutnya, penyusutan aset tetap metode jumlah angka tahun, silahkan baca pada postingan saya berikutnya di: Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun


    Penyusutan Metode Garis Lurus | Straight Line Method

    Penyusutan Metode Garis Lurus


    Seperti di ketahui, metode penyusutan terdiri dari beberapa metode, diantaranya:
    • Metode Penyusutan Garis Lurus
    • Metode Penyusutan Menurun Ganda
    • Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun
    • Metode Penyusutan Satuan Jam Kerja
    • Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi
    Apapun metode dan jenis aset yang digunakan, perusahaan hendaknya menerapkan salah satu metode dengan konsisten, tidak mengubah ubah metode yang dipakainya, dan jikapun melakukan perubahan metode penyusutan aset tetap, hendaknya diberikan penjelasan mengenai sistem akuntansi yang dipakai dalam laporan keuangan disertai alasannya

    Metode Penyusutan Garis Lurus | Straight Line Method


    Penyusutan Metode Garis Lurus ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak diaplikasikan oleh perusahaan perusahaan di indonesia. Metode garis lurus ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata di sepanjang masa penggunaannya, sehingga aset tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aset ditarik dari penggunaannya dalam operasional perusahaan.

    Perhitungan Penyusutannya:

    penyusutan aset metode garis lurus
    rumus penyusutan aset tetap metode garis lurus

    Bisa juga menggunakan persentase:

    penyusutan aset metode garis lurus
    rumus penyusutan aset tetap metode garis lurus

    Contoh Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus :

    Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 6 Juni 2014, harga perolehan mesin tersebut sebesar Rp 13,000,000 dan mesin tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 10 tahun, dan apabila nanti sudah tidak digunakan lagi atau aset ditarik penggunaannya, diperkirakan mesin tersebut masih bisa ditimbang kiloan (spesialisasi orang madura nih, hehe becanda) besi tuanya dapat dijual seharga Rp 1.000,000. dalam pencatatan akuntansi aset tetap, perusahaan menggunakan metode garis lurus

    Beban penyusutan untuk tahun 2014, dihitungan dengan cara :

    Beban Penyusutan = 7/12 x [(Rp 13,000,000 – 1.000,000) : 10 tahun] = Rp 699.999 ==> kita bulatkan saja Rp 700.000

    # darimana angka 7/12 ?

    Dalam 1 tahun, terdapat 12 bulan, dan mesin tersebut mulai dioperasikan mulai juni, seandainya mesin tersebut diperoleh tanggal 1 januari, maka dihitung dengan cara =

    12/12 x [(Rp 13,000,000 – 1.000,000) : 10] …….dan seterusnya

    Dan untuk tahun 2015, maka beban penyusutannya selama 12 bulan full jadi menggunakan 12/12

    Atas pembebanan penyusutan ini dicatat sebagai berikut :

    31 Desember 2014

    Debit | Depreciation Rp700.000
    Kredit | Accumulated Depreciation Rp700.000


    # Pada akhir periode, penyusutan ini juga harus dilakukan jurnal penyesuaian, untuk mengakui adanya beban pada aset mesin ini. penyesuaian atas penyusutan aset tetap ini sejumlah akumulasi penyusutan selama periode berjalan.

    Pencatatan dalam jurnal penyesuaian:

    Debit | Accumulated Depreciation Rp700.000
    Kredit | Depreciation Expense Rp700.000


    Demikianlah metode penyusutan Metode Garis Lurus, untuk metode selanjutnya, metode penyusutan menurun ganda, silahkan baca :

    Penyusutan Aset Tetap | Depreciation

    Penyusutan Aktiva Tetap


    Penyusutan - Setelah Aset Tetap diperoleh, maka aset tetap tersebut akan digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional dan produksinya. dalam fase ini, perlakuan akuntansi atas aset tetap perusahaan ada beberapa perlakuan, salah satu perlakuan akuntansi Aset Tetap adalah Penyusutan Aset Tetap, selain perlakuan yang lainnya seperti expenditure dan revaluasi aset tetap yang akan saya bahas juga nantinya.

    Penyusutan Aktiva Tetap (Depreciation) merupakan konsekuensi dari penggunaan aktiva tetap dimana aktiva tetap akan mengalami penurunan fungsi.

    penyusutan aktiva tetap
    Penyusutan
    Standar Akuntansi Keuangan menyatakan penyusutan atau depresiasi aset tetap merupakan jumlah yang bisa disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama massa manfaat aset tetap menggunakan berbagai metode penyusutan yang sistematis. Apapun metode penyusutan yang digunakan, diperlukan konsistensi dalam aplikasinya, tidak berubah ubah, tanpa memandang pertimbangan pajak ataupun tingkat keuntungan perusahaan supaya bisa memberikan daya banding hasil operasional entitas dari beberapa periode.

    Dalam bahasa sederhana, penyusutan aset tetap ialah biaya perolehan Aset Tetap yang dialokasikan kepada Biaya Operasional akibat penggunaan aset tetap. atau dengan kata lain biaya yang dibebankan kedalam harga pokok produksi sebagai akibat dari penggunaan aset tetap dalam proses produksi serta operasional entitas secara umum.

    Contoh Jurnal Atas Penyusutan Aset Tetap sebagai berikut:

    Bentuk Jurnalnya :

    Debit | Penyusutan Rp xxx
    Kredit | Akumulasi Penyusutan  Rp xxx

    Biasanya dicatat saat tutup buku, besarnya nilai penyusutan tergantung dari beberapa faktor dan Ini dia beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besarnya penyusutan.

    Faktor Faktor Penyusutan Aktiva Tetap

    • Harga Perolehan [Acquisition Cost]
    Faktor yang sangat berpengaruh atas besaran biaya penyusutan adalah harga perolehan atau acquisition cost, saya sudah memposting artikelnya untuk lebih jelasnya silahkan baca: Perolehan Aktiva Tetap
    • Nilai Residu atau Nilai Sisa Aset [Salvage Value]
    Nilai Sisa Aset adalah prediksi atau taksiran potensi arus kas masuk bila aset tersebut dijual pada saat penarikan atau penghentian aset. Salvage Value tidak harus/selalu ada, misalnya pada masa penarikannya asetnya tidak bisa dijual atau tidak laku untuk dijual. hanya jadi limbah saja
    • Umur Ekonomis Aset Tetap (Economical Life Time)
    Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis. Biasanya aset tetap memiliki Dua jenis umur:
      1. Umur fisik Aset Tetap, berhubungan dengan kondisi fisik suatu aset tetap. Suatu aset memiliki umur fisik jika secara fisik aset tetap masih baik kondisinya meskipun mengalami penurunan fungsi.
      2. Umur Fungsional Aset Tetap, berhubungan dengan kontribusi aset tetap tersebut dalam penggunaanya. Aset Tetap masih mempunyai umur fungsional jika aset tetap tersebut masih memberikan manfaat atau kontribusi dalam operasional produksi perusahaan meskipun secara fisik suatu aset tersebut sudah tidak baik Dan atau bahkan jika suatu fisik aset perusahaan masih dikatakan baik, tapi karena tidak berkontribusi bagi perusahaan, maka aset belum tentu memiliki umur fungsional.

      Metode Metode Penyusutan Aset Tetap  (Depreciation Method)

      • Metode penyusutan yang berdasarkan waktu yaitu metode garis lurus, metode pembebanan yang menurun yang terdiri dari metode jumlah angka tahun dan metode saldo menurun atau metode saldo menurun berganda.
      • Metode penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode jam jasa dan metode jumlah unit produksi.
      • Metode penyusutan yang berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode berdasarkan jenis kelompok, metode analisis, metode sistem persediaan.
      Namun, kebanyakan di Indonesia hanya ada beberapa metode saja yang sering digunakan dalam praktenya, berikut adalah 2 metode penyusutan yang paling sering diaplikasikan karena mudah dan juga relevan dengan perlakuan akuntansi.

      Metode Garis Lurus [ Straight Line Method ]

      Metode ini menganggap aset tetap akan mengalirkan manfaat yang merata disepanjang penggunaannya, sehingga aset tetap dianggap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama besar disetiap periode penggunaan hingga aset tetap tidak dapat digunakan lagi.

      Metode ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak diaplikasikan oleh perusahaan perusahaan di indonesia. Untuk penerapan “Matching Cost Principle”, metode penyusutan garis lurus digunakan untuk menyusutkan aset tetap yang fungsinya tak terpengaruh oleh besarnya volume output yang dihasilkannya, semisal bangunan, peralatan kantor dll

      Metode Saldo Menurun [ Declining Balance Method ]

      Dalam Metode saldo menurun ini, aset tetap tetap diasumsikan memberikan manfaat terbesarnya pada periode awal masa penggunaan, dan akan mengalami penurunan fungsi yang makin besar di periode-periode berikutnya seiring umur ekonomis aset tetap yang berkurang. jadi semakin lama penggunaan aset tetap maka kontribusinya akan menurun dalam operasional perusahaan. Metode saldo menurun ini cocok diaplikasikan pada aset tetap dimana tingkat ke-aus-annya bergantung dari volume output yang dihasilkan, contohnya mesin produksi.

      Untuk contoh soal perhitungan dan penjelasan detail lainnya juga metode metode penyusutan yang lain silahkan baca lanjutan artikel ini di link dibawah ini: